Idris menjadi wali kota Depok setelah diusung PKS pada Pilkada Depok 2015. Idris sendiri bukan kader PKS. Ia dari kalangan nonpartai.
Anggota Tim Pemenangan Kota Depok PKS, Ade Supriatna, mengatakan bahwa sosok Idris sejauh ini belum begitu dibutuhkan buat mendongrak elektabilitas kandidat usungan PKS.
Kesimpulan itu diperoleh dari hasil survei internal yang rutin PKS adakan.
"Tingkat kepercayaan terhadap calon dari PKS itu tinggi banget. Artinya, sosok yang nanti maju tidak begitu penting asal di belakangnya ada PKS," kata Ade kepada Kompas.com pada Kamis (13/2/2020) pagi.
Sejauh ini, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Depok telah mengerucutkan tiga kadernya jadi bakal calon wali kota pada Pilkada Depok 2020.
Mereka adalah Imam Budi Hartono (anggota DPRD Provinsi Jawa Barat), Moh Hafid Nasir (Ketua DPD PKS Depok/anggota DPRD Kota Depok) dan T Farida Rachmayanti (anggota DPRD Kota Depok).
Tiga nama ini, kata Ade, sudah cukup buat PKS meraup suara dari para konstituennya pada Pilkada Depok 2020.
"Kalau di tingkat Kota Depok, kami masih (optimistis dengan) kader asli Depok," ujar Ade.
"Saya kira akan ada dukungan dari mesin partai yang sangat kuat kalau misalnya kami, PKS Kota Depok, mengusung calon sendiri," imbuh dia.
Mohammad Idris sendiri mengaku tak ambil pusing dia belum dipinang partai politik mana pun untuk melaju di Pilkada Depok 2020.
"Calon wali kota kan memakai kendaraan yang mau mendeklarasikan calonnya. Tanya-tanya saja partainya. Siapa yang mau deklarasi (calon wali kota), yang calonnya adalah Pak Idris," ujar Idris kepada wartawan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, 6 Februari ini.
Idris memastikan tak akan maju dari jalur independen. Ia menyatakan siap tidak menjadi kandidat jika tak ada partai yang tertarik mengusungnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/13/12193851/belum-lirik-petahana-untuk-dicalonkan-pada-pilkada-depok-2020-ini-kata