Budi mengatakan, lapaknya di Pasar Induk Tanah Tinggi mulai kesulitan buah apel impor asal China setelah penerbangan dilarang dari dan menuju China
Ia mengatakan, dirinya kesulitan mendapat buah asal China sejak awal bulan ini.
"Mulai awal Februari, sekitar 4-5 hari dari awal bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kamis (13/2/2020).
Dengan menipisnya stok apel asal China, harga apel mulai melambung tinggi.
Budi mengatakan kenaikan terjadi antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000 per karton berisi 17 kilogram apel.
"Satu karton (naik) Rp 100.000, biasanya harga standar Rp 280.000, sekarang jadi 370.000," tutur dia.
Penjualan Budi pun jadi turun drastis. Sekitar 73 persen dari omzet harian lapaknya hilang karena kelangkaan dan kenaikan harga apel asal China tersebut.
"Masalah pembeli pengaruh, biasanya ada yang beli 150 karton sehari, sekarang 50-40 karton kurang," kata dia.
Budi berharap jalur impor asal China kembali dibuka untuk memberikan kemudahan pasokan buah impor.
"Dinormalkan lagi (jalur impor)," kata dia.
Direktur Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas) Sukam Pawardi membenarkan adanya kesulitan stok buah impor di Pasar Induk Tanah Tinggi.
Dia khawatir stok bahan pangan impor seperti bawang putih dan buah-buahan asal China menipis dan mempengaruhi harga jual di pasaran.
"Sekarang masih ada stok, tapi mungkin sudah berkurang," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/13/12335611/pedagang-buah-impor-menjerit-pintu-impor-ditutup-karena-virus-corona
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan