Menanggapi hal itu, Idiyanto mengaku belum siap jika ia dimutasi dari SMAN 12.
Indiyanto mengatakan, dirinya masih mau mendidik murid-muridnya. Sebab, ia berjanji untuk membangun karakter mereka sebagai siswa yang berdisiplin sebelum nantinya pensiun.
"Sebagai pendidik saya masih punya utang dalam hal membangun karakter peserta didik, mungkin tidak semua dari 18 karakter bangsa Indonesia," ujar Idiyanto saat dikonfirmasi, Senin (17/2/2020).
Menurut dia, murid-murid di SMAN 12 juga masih menginginkan dirinya tetap mengajar di sekolah itu.
"Tentu saja (menginginkan tetap mengajar), publik bisa lihat bagaimana anak-anak merespons isu-isu (Idiyanto dimutasi) yang berseliweran dengan menggelar demo spontan di sekolah Kamis lalu," kata dia.
Idiyanto mengakui bahwa tindakan yang ia lakukan terhadap anak muridnya itu merupakan suatu kecelakaan yang telah disesali.
Tindakan yang dilakukan olehnya secara spontan saat, ungkap Idiyanto, memiliki maksud dan tujuan mendidik agar muridnya berdisiplin.
Sebab kala itu ada 172 murid yang terlambat. Bahkan beberapa di antaranya tidak beratribut lengkap.
"Saya cuma berusaha menjadi guru yang menjaga tujuan besar mendidik. Tapi kecelakaan dalam menjalankan tugas," tutur dia.
Sebelumnya, Guru SMA Negeri 12 Bekasi berinisial I memukul muridnya di tengah lapangan pada Selasa lalu. Kejadian direkam salah satu siswa lalu diunggah oleh mantan siswa ke akun Facebook.
Dalam video tersebut tampak sang guru memukul pundak dan kepala dua anak muridnya beberapa kali.
Pemukulan itu juga disaksikan murid-murid lainnya. Di lapangan itu tampak barisan siswi yang tengah berdiri, sementara barisan siswa tengah jongkok.
Idiyanto memang dikenal temperamental tetapi sangat disiplin. Selama ini, I diberi tugas menjadi wakil kepala sekolah menagani bidang kesiswaan.
Namun, belakangan jabatan itu dicopot lantaran kasus menimpanya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/17/18093551/dimutasi-dari-sman-12-guru-yang-pukul-muridnya-akui-berutang-bangun