Fraksi Partai Solidaritasi Indonesia DPRD DKI Jakarta kembali mengkritisi kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anggota Fraksi PSI DKI Jakarta Justin Adrian menilai, Anies sama sekali tidak peduli masalah banjir. Belum ada solusi yang efektif untuk menanganinya.
"Pak Anies sudah menjadi gubernur hampir 2,5 tahun, tapi program antisipasi banjir hanya jalan di tempat. Pada tahun 2018 sampai 2020, Kementerian PUPR tidak bisa menjalankan normalisasi karena Pemprov DKI tidak mau membebaskan lahan. Tiga tahun terbuang percuma," kata Justin, Minggu malam.
Justin melanjutkan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat terjadi di wilayah Jakarta dan Bekasi.
Sementara itu, daerah Bogor dan Depok hanya hujan ringan, sehingga ketinggian pintu air Depok dan Katulampa Bogor berstatus siaga 4 (normal).
Namun, Ia heran karena wilayah seperti Menteng, Tebet, dan Kuningan yang sudah lama tidak terjadi banjir harus kembali digenangi.
"Dari data curah hujan dan ketinggian pintu air, jelas sekali bahwa banjir hari ini adalah karena hujan lokal. Oleh karena itu, Pak Gubernur tidak punya alasan untuk menyalahkan hujan di Bogor dan tidak bisa melempar masalah ke pemerintah pusat," ucap Justin.
Namun, Ia menyayangkan karena program penanganan banjir seperti naturalisasi dan normalisasi belum berjalan.
Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum bisa melakukan normalisasi karena lahan yang belum dibebaskan oleh Pemprov DKI.
"Sayangnya, Pak Gubernur tidak memiliki kemauan dan keberanian untuk mengatasi banjir. Bahkan, karena Pemprov DKI lambat membebaskan lahan, masih belum jelas apakah Kementerian PUPR bisa melakukan normalisasi sungai pada 2021," tuturnya.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Sabtu (22/2/2020) dan Minggu (23/2/2020) dini hari, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta.
Setidaknya, sebanyak 55 rukun warga (RW) di Jakarta terendam banjir.
RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta M Insaf mengatakan, banjir disebabkan curah hujan tinggi, luapan Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Ketinggian air banjir di 55 RW yang terendam beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Banjir juga merendam 10 ruas jalan. Salah satunya di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara.
Imbasnya, para pengendara motor nekat masuk jalan Tol Wiyoto Wiyono.
Genangan air di ruas jalan mengganggu operasional Transjakarta di sejumlah rute. Begitu pula dengan operasional Commuter Line.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya terpaksa melakukan pemadaman aliran listrik akibat banjir. Sebanyak 308 gardu listrik terdampak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/24/08265181/psi-dki-anies-25-tahun-jadi-gubernur-program-antisipasi-banjir-jalan-di