Hujan tersebut mengakibatkan ketinggian air Kali Ciliwung, Sunter, Kali Mati meluap.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, M Insaf mengatakan, saat ini masih ada sekitar 35 RW di Jakarta yang tergenang air.
"35 RW masih tergenang dari total 2.638 RW di Jakarta," ucap Insaf saat dihubungi, Senin.
Daerah Jakarta Utara menjadi wilayah yang terdampak banjir paling banyak, yaitu 26 RW dengan ketinggian banjir 10 cm hingga 100 cm.
Selanjutnya, Jakarta Timur ada 9 RW yang masih terendam banjir dengan dengan ketinggian air berkisar 10 cm hingga 100 cm.
"Di Jakarta Barat, Selatan dan Pusat terpantau sudah tidak ada lagi genangan air," tutur Insaf.
Saat ini, BPBD sedang berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (DSDA) DKI Jakarta dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk menghilangkan genangan dari lokasi.
Sebelumnya, sebanyak 55 rukun warga (RW) di Jakarta terendam banjir. RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Menurut BPBD Jakarta, banjir disebabkan curah hujan tinggi, luapan Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Ketinggian air banjir di 55 RW yang terendam beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Banjir juga sempat merendam 10 ruas jalan. Salah satunya di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara. Imbasnya, para pengendara motor nekat masuk jalan Tol Wiyoto Wiyono.
Genangan air di ruas jalan mengganggu operasional Transjakarta di sejumlah rute. Begitu pula dengan operasional Commuter Line.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya terpaksa melakukan pemadaman aliran listrik akibat banjir. Sebanyak 308 gardu listrik terdampak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/24/09301591/bpbd-dki-35-rw-di-jakarta-masih-terendam-banjir