JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diserbu warganet di media sosial twitter saat peristiwa banjir pada Minggu (23/2/2020).
Tanda pagar (tagar) #WajahBaruJakarta menjadi salah satu trending topic Indonesia di Twitter untuk menyindir Anies.
Hal ini lantaran, dalam tweet-nya, Anies mengunggah foto yang menunjukkan kondisi Jalan Jenderal Sudirman, Taman Papyrus, JPO Pasar Minggu, dan trotoar Jakarta dengan latar langit biru dan cerah.
Tagar #wajahbarujakarta disertakan di setiap foto.
"Tengoklah foto-foto ini, ada biru di langit Jakarta. Itulah pemandangan rutin di Jakarta pada beberapa pekan belakangan ini. Ajak teman, tetangga, dan saudara.... berjalan, bersepeda menikmati #WajahBaruJakarta. Selamat menikmati akhir pekan, semoga selalu dalam keberkahanNya," tulis Anies melalui akun Twitter-nya, @aniesbaswedan, Sabtu kemarin.
Menanggapi hal itu, Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdul Azis menyebutkan bahwa tagar yang menyudutkan Anies adalah sebuah risiko.
Ia pun meminta Anies tidak baper atau tersinggung dan tetap fokus bekerja.
"Ya saya pikir itu risiko jadi pimpinan di mana pun kita, siapa pun kita, ya kalau saya pikir sih itu tidak usah ditanggapi dengan baper lah biasa saja," ucap Azis di Komisi B, Gedung DPRD DKI, Senin (24/2/2020).
"Terus fokus bekerja dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat DKI Jakarta," lanjutnya.
Menurut dia Jakarta memang tak pernah bisa terhindar dari banjir. Apalagi curah hujan belakangan ini memang cukup tinggi.
Meski demikian Ketua Komisi B DPRD DKI ini meminta Pemprov DKI agar lebih serius menangani banjir.
"Tapi saya kira ini juga jadi catatan buat Pemda DKI agar lebih serius menangani banjir ini karena dari komisi B juga melihat masih ada pompa-pompa yang belum berfungsi, atau berfungsi tapi kapasitas pompa itu kurang besar," sarannya.
Pemprov DKI, kata dia, juga harus mengevaluasi kembali alat-alat yang digunakan dalam upaya menangani banjir.
"Jadi kita ingin Pemda DKI juga lebih serius menangani banjir ini agar fasilitas infrastruktur yang digunakan untuk menangani banjir ini juga direview kembali dan direvitalisasi sehingga kita lebih siap menangani banjir," tambah Azis.
Diketahui, pada Minggu pagi, banjir diinformasikan terjadi di 55 rukun warga (RW) di Jakarta. RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Banjir disebabkan curah hujan tinggi, luapan Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Ketinggian air banjir di 55 RW yang terendam pun beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Sedangkan pada Senin pagi tersisa 35 RW yang masih terendam.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/24/19135711/anies-disindir-warganet-saat-banjir-politisi-pks-itu-risiko-tidak-usah