Salin Artikel

Ragam Pernyataan Anies soal Banjir Jakarta: Fokus Kerja Setelah Terendam hingga Keliling Bawa Toa

Banjir pertama kali terjadi pada 1 Januari 2020, akibat hujan lebat yang mengguyur Jakarta sejak malam pergantian tahun. Banjir diperparah dengan adanya aliran air dari hulu di Bogor.

Ada 390 RW di Jakarta yang terendam banjir saat itu.

Setelah rentetan banjir, Ibu Kota kembali terendam banjir pada Selasa (25/2/2020). Saat itu, hujan deras sejak Senin malam hingga Selasa pagi.

Tercatat ada 294 RW yang terendam banjir.

Di tengah rentetan banjir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kebijakannya terkait pencegahan banjir selalu menjadi sorotan.

Namun, Anies lebih sering irit bicara saat berulang kali ditanya soal pencegahan banjir. Ketika banjir terjadi, dia selalu beralasan masih fokus pada penanggulangan bencana.

Berikut catatan Kompas.com mengenai ragam pernyataan Anies soal banjir Jakarta.

1. Fokus penanggulangan, tak jelaskan langkah pencegahan

Gubernur Anies tidak menjelaskan langkah untuk mencegah banjir terjadi saat ditanya antisipasi banjir berulang saat curah hujan tinggi.

Anies hanya menjawab bahwa Pemprov DKI Jakarta saat ini masih fokus mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.

"Kami saat ini konsentrasi pada evakuasi penyelamatan warga, dan ini yang kami pastikan berjalan dengan baik," ujar Anies seusai meninjau banjir di Duri Kosambi, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020).

Anies kembali melontarkan pernyataan serupa usai rapat koordinasi penanggulangan banjir di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Selasa (7/1/2020).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berujar, pemerintah masih fokus menanggulangi banjir yang terjadi.

"Pada fase ini, seperti tadi disepakati, kami membicarakan mengenai penanganan akibat banjir, kemudian juga memastikan rehabilitasi berjalan tuntas," kata Anies.

Program pencegahan banjir, kata dia, baru akan dibicarakan setelah penanggulangan banjir rampung.

Program pencegahan banjir akan dibicarakan secara komprehensif, tak hanya oleh Pemprov DKI Jakarta.

Sebab, banjir pada awal 2020 tidak hanya menerjang wilayah Jakarta, tetapi juga terjadi di Lebak, Provinsi Banten, sampai ke Bekasi di Provinsi Jawa Barat.

Pada Selasa lalu, Anies ditanya soal banjir yang sudah berkali-kali terjadi sejak tahun baru 2020. Namun, Anies kembali enggan berkomentar banyak.

Lagi-lagi, Anies beralasan, konsentrasi Pemprov DKI masih menangani korban banjir.

"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucap Anies saat memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa lalu.

Pada hari yang sama, Anies pun enggan membeberkan solusi mencegah banjir yang terus terjadi di Ibu Kota.

Saat wartawan menanyakan solusi banjir, Anies hanya menjawab bahwa saat ini Pemprov DKI fokus pada evakuasi warga.

Padahal, berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta akan terus diguyur hujan hingga Maret.

Berkait prakiraan tersebut, Anies hanya meminta masyarakat waspada, tanpa membeberkan solusinya.

"Volumenya akan besar sekali. Jadi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada saja. Kemudian bila membutuhkan bantuan dan evakuasi respons ke kami, kontak kami ke 112," ucap Anies.

Anies kembali mengulang pernyataan yang sama pada Rabu (26/2/2020) kemarin. Anies menyebut masih fokus bekerja terkait penanganan bencana.

"Karena itu saya sampaikan kepada semua, izinkan saya bekerja bersama rakyat dulu sekarang ini bersama warga," kata Anies di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, kemarin.

Anies menyatakan, sejak Selasa malam hingga Rabu pagi, ia masih berada di lapangan bersama warga yang terkena banjir.

Dia mengaku tak sekadar mengecek lapangan saat banjir, melainkan juga memastikan kebutuhan logistik masyarakat terpenuhi, mengecek pos-pos kesehatan, dan memantau kemungkinan hambatan pada saluran air yang menyebabkan banjir.

Kepada wartawan, Anies berkata, pembahasan mengenai banjir dan lainnya akan dibahas setelah penanganan bencana selesai.

"Pembahasan mengenai banjir dan lain-lain kami lakukan setelah warga bisa kembali lagi ke rumahnya masing-masing," ujar Anies.


2. Anak-anak senang main air banjir

Ketika berbincang dengan korban banjir yang mengungsi di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (3/1/2020), Anies mengatakan bahwa anak-anak kecil senang bermain saat banjir.

"Anak-anak pada senang main tuh. Benar kan? Wong saya kemarin ke Kampung Pulo. Banjir kan di sana. Jadi anak-anak pada main saja, berenang," tuturnya.

Anies mengatakan, anak-anak yang berenang di air banjir tidak hanya korban banjir. Ada pula anak-anak dari wilayah lain yang tidak banjir sengaja datang ke lokasi banjir untuk bermain.

Selain di lokasi banjir, lanjut Anies, anak-anak yang mengungsi di lokasi pengungsian pun tampak senang bermain.

Anies meminta para orangtua mengingatkan anak-anak mereka untuk beristirahat.

"Ini mereka juga di sini kan senang saja, tetapi belum tentu mereka ingat harus istirahat. Jadi ibu, bapak, dorong anak-anaknya untuk istirahat cukup biar mereka enggak sakit," ucap Anies.

3. Keliling bawa pengeras suara

Anies memerintahkan pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine.

Peringatan dini tersebut diberlakukan setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.

Evaluasi itu mengenai peringatan dini berupa pesan singkat berantai (SMS blast). SMS blast, terutama pada malam hari, bisa jadi tak dibaca warga karena sedang tidur.

"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/1/2020).

"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine," ujarnya.

4. Wilayah yang dinormalisasi tetap banjir

Anies berujar, banjir tetap terjadi di wilayah yang sudah dilakukan normalisasi Kali Ciliwung.

Contohnya, yakni di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Anies meninjau langsung wilayah tersebut, Kamis (2/1/2020).

"Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah. Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," ujar Anies di Kampung Pulo.


5. Penanganan komprehensif

Melihat wilayah yang masih direndam banjir meski sudah ada normalisasi, Anies menekankan, banjir Jakarta harus diselesaikan secara lebih komprehensif.

Cara komprehensif yang dimaksud Anies, yaitu mengendalikan volume air dari hulu yang akan masuk ke Jakarta.

Sebab, Jakarta seringkali menerima volume air dalam jumlah besar dari hulu. Tingginya volume air dari hulu seringkali menjadi banjir kiriman bagi Jakarta.

"Pengendalian air di kawasan hulu dengan membangun dam, waduk, embung, sehingga ada kolam-kolam retensi untuk mengontrol, mengendalikan, volume air yang bergerak ke arah hilir," kata Anies.

Namun banjir pada Selasa lalu, tidak ada aliran air dalam volume besar dari hulu.

Anies mengakui bahwa banjir karena hujan lokal di Jakarta.

6. Andalkan proyek pemerintah pusat, tak jelaskan pencegahan di hilir

Anies mengatakan, pembangunan kolam-kolam retensi di hulu untuk mengendalikan banjir Jakarta merupakan wewenang pemerintah pusat.

Karena itu, dia menunggu proyek pemerintah pusat.

"Dengan cara seperti itu (pembangunan kolam retensi), Insya Allah bisa, tapi itu semua kan kewenangannya di pusat ya. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," ucapnya.

Salah satu yang diandalkan Anies adalah Waduk Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Anies berharap, proyek pembangunan dua waduk yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu bisa rampung tepat waktu.

Dengan demikian, debit air yang harusnya masuk ke Jakarta akan berkurang karena masuk ke dua waduk itu.

Anies juga berharap pemerintah pusat lebih banyak membangun waduk serupa untuk mengendalikan banjir Jakarta.

Di sisi lain, Anies tidak menjelaskan langkah untuk mencegah banjir terjadi saat ditanya antisipasi banjir berulang saat curah hujan tinggi.

Anies menjawab bahwa Pemprov DKI masih fokus mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir.

Fokus Pemprov DKI saat terjadi banjir, kata dia, adalah keselamatan warga.

Pemprov DKI juga berupaya membantu warga yang menjadi korban banjir.

"Bagi kami di Jakarta, fokus kami adalah memastikan keselamatan warga, memastikan bahwa pelayanan terjamin. Dan bagi semua warga yang terdampak, kami akan bantu semaksimal mungkin," tutur Anies.

7. Normalisasi atau naturalisasi

Gubernur Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mendukung program pelebaran sungai yang dikerjakan Kementerian PUPR.

Pemprov DKI akan mendukung program tersebut dengan konsep apa pun, baik normalisasi maupun naturalisasi sungai.

Anies menyatakan sudah berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait pelebaran sungai di Jakarta.

Anies dan Basuki akan saling membantu.

"Beliau (Basuki) juga menyampaikan mana-mana yang mau naturalisasi, kami (Pemprov DKI) bantu, mana-mana yang normalisasi, kami bantu. Jadi enggak ada itu yang namanya dikonflikkan di kami," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Anies menyatakan, normalisasi dan naturalisasi sama saja. Kedua konsep itu sama-sama bertujuan untuk melebarkan sungai.

Anies juga memilih kata "pelebaran" saat ditanya soal pembebasan lahan untuk normalisasi sungai yang menjadi tugas Pemprov DKI Jakarta.

"Yang pelebaran sungai, pelebaran, netral tuh. Pelebaran sungai itu jadi kami yang nanti akan melakukan pembayaran," kata dia.

Anies berujar, Pemprov DKI akan berupaya membebaskan lebih banyak lahan untuk pelebaran sungai pada tahun ini.

Namun, nyatanya, hingga kini, Pemprov DKI belum membebaskan lahan untuk proyek tersebut.

Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta masih menginventariasi lahan-lahan yang akan dibebaskan.

Rencananya, pembebasan 118 bidang lahan di bantaran Sungai Ciliwung akan dieksekusi mulai Maret 2020.

Dinas Sumber Daya Air juga akan berupaya membebaskan lahan di bantaran Kali Sunter.

Anies dinilai tidak serius

Mencermati banjir yang berulang kali terjadi sejak awal 2020, pengamat tata kota Nirwono Joga menilai, Anies tidak memiliki upaya yang serius untuk mencegah banjir.

Banjir terakhir kali yang disebabkan hujan lokal, kata Nirwono, menunjukkan tidak adanya pembenahan sungai dan perbaikan saluran air yang signifikan.

"Gubernur DKI terlihat tidak ada upaya serius pencegahan mengatasi banjir sejak awal Januari hingga banjir hari ini. Gubernur DKI malah sibuk ngurusin revitalisasi dan Formula E di Monas," kata Nirwono saat dihubungi Kompas.com, kemarin.


Nirwono mengatakan, Jakarta memang rawan banjir sejak dulu. Karena itu, gubernur seharusnya serius mengatasi bencana tersebut dengan berbagai langkah.

"Mulai dari membenahi bantaran sungai; merehabilitasi saluran air; merevitalisasi situ, danau, embung, waduk; memperbanyak RTH baru untuk daerah resapan air. Itu yang tidak dilakukan Anies dalam dua tahun ini, konsekuensinya ya banjirnya tidak teratasi dengan baik," ujarnya.

Seluruh saluran air di Jakarta, kata Nirwono, harusnya direhabilitasi, mulai dari dilebarkan, dihubungkan antarsaluran, hingga dirawat.

Saat ini, hanya 33 persen saluran air yang berfungsi di Jakarta.

"Sisanya 67 persen tidak berfungsi baik, misal tersumbat sampah, limbah, dan lumpur, serta jaringan utilitas yang tumpang tindih di dalam saluran air," ucap dia.

Menurut Nirwono, selama Anies memimpin Jakarta, penambahan ruang terbuka hijau (RTH) pun mandek.

"Yang ada hanya peningkatan kualitas taman atau beautifikasi, bukan penambahan RTH baru," tutur Nirwono.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/27/08352561/ragam-pernyataan-anies-soal-banjir-jakarta-fokus-kerja-setelah-terendam

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke