Salin Artikel

Upaya Pemkot Bekasi Cegah DBD, Sebarkan Obat Abate hingga Bikin Ovitrap

BEKASI, KOMPAS.com - Dalam menekan jumlah Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal 2020 ini, Pemerintah Kota Bekasi melakukan sederet upaya pencegahan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilowati menyebutkan, pihaknya bersama puksesmas tiap kelurahan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kemudian menyosialisasikan ke seluruh kader juru pemantau jentik (jumantik) agar lebih giat dalam menanggulangi kasus DBD.

“Memberikan obat abate (obat yang bisa mengontrol jentik nyamuk) untuk tiap puskesmas se-Kota Bekasi,” ucap Tanti saat dikonfirmasi, Selasa (3/3/2020).

Upaya lainnya adalah dengan gencar menyosialisasikan dan monitoring TIM DBD ke-12 kelurahan yang ada di Bekasi untuk melakukan pembarantasan sarang nyamuk.

Tanti melanjutkan, pihaknya juga membentuk gerakan 1 rumah 1 jumantik di setiap kelurahan.

“Selain itu, ada pelatihan pengenalan dan budidaya tanaman pengusir nyamuk DBD tingkat kota Bekasi,” kata Tanti.

Kemudian pembuatan ovitrap atau alat yang dipakai untuk memutus siklus hidup nyamuk. Lalu membentuk satgas Geselat (Gerakan Pembuatab Seribu Ovitrap) bekerjasama dengan Universitas Uhamka.

Ia juga mengimbau agar masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dam melakukan gerakan PSN.

“Saya tegaskan kepada puskesmas segera koordinasi dengan RT, RW dengan Pak Camat dan Pak Lurah untuk melakukan gotong royong untuk membersihkan semuanya. Banyak langkah yang dilakukan, kita tidak berdiam diri saja. Tapi tergantung masyarakat itu sendiri,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/11/07212161/upaya-pemkot-bekasi-cegah-dbd-sebarkan-obat-abate-hingga-bikin-ovitrap

Terkini Lainnya

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Perempuan di Jaksel Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke