Rita mengatakan, pasien yang sempat lari itu memerlukan pengawasan ketat. Sebab diakuinya pihak RS Persahabatan kesulitan untuk mengawasi pasien utu.
Pihak RSUP Persahabatan kemudian merujuk pasien itu ke RS Polri Kramat Jati pada pukul 19.00 WIB kemarin malam.
“Pasien ini harus ada pengawasan khusus karena kami tidak mampu karena kami punya pasien banyak. Pasien ini merasa dia sehat, maka kami koordinasi dengan Dinkes DKI untuk dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati pada jam 10 malam dijemput Dinkes dibantu oleh polisi,” ujar Rita di RSUP Persahabatan, Sabtu (14/3/2020).
Rita mengatakan, pasien tersebut kabur karena merasa dirinya dalam keadaan sehat.
Namun, karena tidak adanya edukasi terkait virus Corona membuat dirinya bertahan dengan pendiriannya tidak terinfeksi Corona.
“Dia mengaku keluhannya enggak banyak kok, saya masih bisa aktivitas,” ucap dia.
Pasien positif covid-19 sebelumnya keluar dari RSUP Persahabatan, pekan lalu. Berikut rangkuman faktanya:
Kabur dibantu keluarga
Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Erlina Burhan mengatakan, pasien tersebut berjenis kelamin perempuan, warga DKI.
Dia bekerja sebagai pramusaji di salah satu restoran.
Erlina mengatakan, pasien positif Covid-19 itu kabur dibantu keluarganya.
“(Pasien) tidak diizinkan (keluar ruang isolasi). Jadi kan ada pintu masuk, diam-diam dia keluar. Sudah ditunggu oleh keluarga. Kita tahu, setelah dia keluar," kata Erlina, Jumat kemarin.
"Ruang isolasi bukan kayak penjara yang digembok yah. Ada juga tempat masuknya. Karena kan pasien harus masuk dari depan, nah begitu masuk petugas meleng, dia (pasien) keluar dan sudah ada keluarga," tambah dia.
Takut tertular
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, pasien tersebut mengaku takut tertular pasien lainnya yang juga positif Covid-19.
Pasien tersebut khawatir tertular karena dirinya tidak mengalami gejala terjangkit virus Corona.
Saat itu, pasien tersebut belum dipastikan positif Corona. Sementara dia berada di ruangan isolasi bersama pasien lain.
"Menurut dia, isolasi di RS Persahabatan lebih bahaya, lebih mungkin tertular karena satu ruangan untuk beberapa orang," ujar Suharti dalam rapat pembahasan kesiapan penanganan Covid-19 pada 10 Maret 2020.
Suharti berujar, pasien tersebut meminta bukti yang menyatakan dirinya memang positif terjangkit Covid-19.
Sebab, pasien yang merupakan pelayan di salah satu tempat penyebaran virus corona itu tidak mengalami gejala terjangkit Covid-19.
"Dia tidak mau (diisolasi) dan minta bukti bahwa dia positif (Covid-19), baru dia akan mau diisolasi," kata Suharti.
Sementara itu, Erlina Burhan memastikan bahwa kecil kemungkinan pasien tertular meski berada dalam satu ruangan isolasi.
"Ruangan kami bertekanan negatif jadi untuk transmisi itu sangat-sangat kecil kemungkinan dan juga untuk pengendalian dan pencegahan infeksi itu disarankan untuk tempat tidur berjarak minimal dua meter dan itu dilakukan," ujar Erlina.
Ditemukan lalu diisolasi
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan, pasien yang sempat kabur itu saat ini sudah kembali menjalani perawatan.
Ia mengaku heran mengapa informasi soal satu pasien ini diungkap pihak rumah sakit. Pasalnya, kata dia, kejadian yang sebenarnya adalah pasien tidak kabur.
"Makanya kenapa kok dimunculkan lagi, apakah biar heboh? Dia tidak kabur. Dia ini single parent, ya (saat itu) mengurus anaknya dulu, lah," tuturnya.
Saat itu, ucap dia, hasil pemeriksaan laboratorium dari pasien tadi belum keluar. Dengan demikian, pasien ketika itu belum tahu mengidap Covid-19.
"Waktu itu menunggu hasil belum ada. Jadi urus keluarga dulu. Keesokannya, hasil laboratorium sudah ada. Jadi didatangi lagi (untuk dievakuasi)," ucap Yurianto.
Usai kejadian ini, pihak Dinas Kesehatan Jakarta Timur lantas melakukan penelusuran kemana sana dan dengan siapa saja pasien tersebut melakukan kontak.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/14/19562921/rsup-persahabatan-tak-mampu-awasi-pasien-positif-corona-yang-sempat-kabur