Ia mengatakan, memang ada sektor usaha yang tidak dapat tutup sepenuhnya seperti sektor perbankan.
"Jadi memang tidak bisa semua kantor ditutup. Perlu ada hitung-hitungan yang matang," ujar Prasetio, Minggu (23/3/2020).
Selain berharap pekerja tetap produktif untuk menjaga stabilitas perekonomian, ia meminta agar perkantoran vital yang harus tetap beroperasi dapat menjalan protokol kesehatan yang telah ditentukan.
Jika perlu, perkantoran yang dimaksud menggandeng Dinas atau Kementerian Kesehatan untuk menerapkan ketentuan protokoler penyediaan masker hingga hand sanitizer.
"Unit kerja kesehatan kita di Jakarta siap kok. Mereka siap memandu menerapkan protokol kesehatan yang diperlukan. Yang terpenting, pergerakan ekonomi tetap terjaga, dan pekerja aman dari bahaya," kata dia.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona di DKI Jakarta masyarakat diminta untuk tetap berdiam di rumah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerukan seluruh pelaku usaha dan perkantoran di Jakarta memberlakukan kebijakan work from home.
Hal itu tertuang dalam Seruan Gubernur Nomor 6 tahun 2020. Anies meminta, seluruh pekerja kantoran bekerja dari rumah selama 14 hari terhitung dari 23 Maret hingga 5 April 2020.
"Ini statusnya seruan tapi menegaskan bahwa seluruh kegiatan perkantoran untuk sementara waktu dihentikan, menutup fasilitas operasional, dan tidak melakukan kegiatan perkantoran tapi melakukan kegiatan di rumah," kata Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta yang disiarkan akun Facebook Pemprov DKI, Jumat lalu.
Bagi perusahaan yang tidak dapat menerapkan aturan work from home, Anies meminta mereka untuk mengurangi jumlah karyawan yang bekerja dan waktu operasional.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/23/09535921/ketua-dprd-dki-minta-pekerja-tetap-produktif-meski-kerja-dari-rumah