JAKARTA, KOMPAS.com -Pemerintah pusat telah mengimbau masyarakat untuk berdiam di rumah selama merebaknya virus corona.
Sebagian perkantoran atau perusahaan pun telah menerapkan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah.
Hal ini sesuai seruan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta pemilik usaha mempekerjakan para pegawai atau karyawannya dari rumah.
Aturannya tertuang dalam Seruan Gubernur Nomor 6 tahun 2020. Ia meminta, seluruh pekerja kantoran bekerja dari rumah selama 14 hari terhitung dari 23 Maret hingga 5 April 2020.
Namun tidak semua semua perusahaan menerapkan kebijakan WFH ini. Terutama bagi perusahaan yang memang mengharuskan pekerjanya untuk berada di lapangan.
Salah satunya yang dirasakan FM. Pekerja media televisi ini masih harus turun ke lapangan untuk menjemput berita karena tak adanya kebijakan WFH.
Dalam batinnya, tertanam rasa khawatir karena semakin banyaknya pasien corona. Namun di satu sisi, Ia sadar bahwa masyarakat membutuhkan informasi dalam situasi seperti ini.
"Jujur aku khawatir dengan pandemi corona ini. Apalagi aku juga pantau perkembangannya terus. Itu juga sudah risiko masuk media TV. Tanggung jawab kan juga harus tetap jalan. Jadi ya sudah berkerja saja sesuai tanggung jawabnya," ucap FM saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/3/2020).
Meski demikian, dia tetap berupaya mengurangi kontak fisik dengan narasumbernya. Misalnya menghindari bersalaman ketika harus melakukan wawancara tatap muka.
"Kalau bisa (wawancara) via video, by video. kalau memang harus ke lokasi ya sudah enggak usah megang apa-apa dan salaman. Karena aku juga paham. Media pasti jalan terus, berita jalan terus," kata dia.
Kantornya pun memberikan keringanan dan tetap membekali para wartawan dengan berbagai pelindung seperti masker dan hand sanitizer.
FM juga diperbolehkan pulang lebih cepat dari hari kerja biasanya.
"Kantor juga ngasih keringanan, kasih toleransi, ngerti juga kalau enggak dapat wawancara disuruh balik. Kita reporter disuruh nyari berita via video karena aku kerja di stasiun televisi ya, gambar yang penting. Jadi chat-chatin narsum, wawancara via video, janjian," jelasnya.
Hal terpenting menurut dia adalah mempersiapkan diri sendiri dengan meningkatkan imun dan daya tahan tubuh.
Senada dengan FM, JR juga masih harus bekerja di kantor dan tidak dari rumah.
Pekerjaannya berhubungan dengan pelayanan masyarakat yang tak bisa diterapkan di rumah.
"Sampai saat ini belum WFH. Palingan ada libur di hari biasa, tapi bukan full kerja dari rumah," tutur JR.
Ia mengaku sedikit takut karena terus berinteraksi dengan banyak orang. Otomatis JR harus menjamin agar dirinya tetap sehat.
"Sedikit kecewa memang karena enggak bisa WFH tapi di satu sisi kalau WFH pun enggak mungkin karena tugas kami justru bertemu dengan banyak orang," lanjut dia.
Saat ini yang bisa dia lakukan hanya memastikan dirinya sehat dan tak membawa virus ketika pulang ke rumah.
"Di rumah ada mama papa keponakan. Di mana mereka rentan banget kan, aku sebisa mungkin kalau pulang harus bersih harus langsung mandi. Kalau bisa mereka jangan dekat-dekat aku dulu kalau baru pulang," tambah JR.
Diketahui, hingga Senin sore, total ada 579 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Angka ini bertambah 65 kasus sejak pemerintah mengumumkan data pada Minggu (22/3/2020) sore, atau dalam 24 jam terakhir.
Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB.
"Ada penambahan kasus baru 65 orang, yang tersebar di berbagai provinsi, sehingga total kasus ada 579 orang," kata Achmad Yurianto.
Pemerintah menyebutkan bahwa ada 49 pasien meninggal dunia setelah mengidap Covid-19.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/24/13030011/curahan-hati-mereka-yang-pekerjaannya-sulit-dilakukan-dari-rumah