Salin Artikel

Kecewa, Tenaga Medis Anggap Rapid Test di Bekasi Kurang Persiapan

Tes tersebut diaplikasikan pertama kali untuk tenaga medis yang menangani orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Namun, nyatanya pemeriksaan ini diikuti oleh 365 tenaga medis yang dikumpulkan jadi satu di Stadion Patriot.

Bahkan, ada beberapa anggota dewan dan pejabat lainnya yang ikut dalam tes tersebut.

Hal ini pun menimbulkan kerumunan orang yang tidak diketahui bagaimana keadaan kesehatannya.

Sejumlah orang pun khawatir adanya penyebaran covid-19 dengan kerumunan orang yang hadir saat rapid test itu.

W salah satu dokter di Rumah Sakit swasta di Kota Bekasi yang menangani pasien ODP dan PDP ini mengaku kecewa pelayanan Pemkot Bekasi yang menyelenggarakan rapid test.

Ia menilai Pemkot Bekasi kurang persiapan dalam tes tersebut.

“Jadi pas waktu saya masuk ke dalam stadion, saya kecewa sama sistem yang dilakukan sama Dinkes kota Bekasi. Ini namanya mengumpulkan massa,” ujar W saat dihubungi, Kamis (26/3/3020).

W mengatakan, awalnya rencana rapid test di Stadion Patriot itu menggunakan sistem drive thru.

Namun, hal itu berubah menjadi posko kesehatan biasa yang pemeriksaannya disatukan di dalam Stadion Patriot.

“Saya pikir kan sistemnya driver thru, tapi ternyata pas saya sampai di lokasi saya lihat massa dikumpulkan sebegitu banyak tanpa APD yang lengkap,” ucap dia.

Berkerumunan tanpa APD yang lengkap itu dikhawatirkan menularkan dan menjadi pembawa virus corona.

Apalagi, saat pemeriksaan itu diutamakan bagi tenaga medis yang diketahui punya risiko tinggi menularkan.

“Kami semua (tenaga medis) berisiko menularkan. Satu aja yang positif, otomatis semua di stadion hari ini yang datang kemungkinan bisa positif corona,” ucap dia.

W berharap pemerintah dapat mengevaluasi pelaksanaan rapid test tersebut.

“Iya saya sebagai dokter saya menilai seharusnya bukan begini sistemnya, semua harus terkoordinasi. Ya harapnya bisa jadi evaluasi,” kata W.

“Kita bisa contoh Pemerintah Korea, kita lihat mereka itu tenaga medis yang melakukan pemeriksaan swab, itu menggunakan APD lengkap. Kemudian pasien tersangka ODP atau PDP dengan gejala itu menggunakan drive thru, jadi hanya komunikasi satu antara satu, enggak seperti ini sistemnya,” tutur dia.

Rapid test Covid-19 di Bekasi sudah mulai digelar sejak Rabu (25/3/2020). Tes ini digelar secara bertahap. Tahap awal yang diperiksa adalah tenaga medis.

Lalu pemeriksaan bagi mereka yang statusnya dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19.

Para petugas nantinya akan door to door ke masing-masing warga di Bekasi yang tercatat sebagai ODP dan PDP.

Setelah itu, baru pemeriksaan pada tokoh agama, camat, Lurah, Anggota Polres, Kodim, RSUD dan tokoh masyarakat lainnya yang berhubungan dengan banyak orang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/26/12463141/kecewa-tenaga-medis-anggap-rapid-test-di-bekasi-kurang-persiapan

Terkini Lainnya

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke