Namun, gelar dokternya bukanlah hanya sekedar nama panggung yang ia digunakan di media sosial.
Pria ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Meski telah terbilang sukses di dunia usaha, ternyata ia tak melupakan sumpah dokter yang pernah ia ikrarkan setelah lulus menempuh pendidikan kedokteran dulu.
"Jadi kan kalau dalam sumpah dokter kita harus melindungi teman sejawat kita dari depan, belakang, kanan, kiri entah apapun caranya," kata Tirta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Tak bisa terjun langsung ke ruang perawatan karena sudah setahun ia tak praktik sebagai dokter, Tirta menempuh jalan lain untuk terlibat memerangi Covid-19.
Memanfaatkan pengikutnya di dunia maya, Tirta menggerakkan orang untuk berdonasi membantu memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) rekan-rekannya yang bertarung di garda terdepan.
Bersama Dompet Duafa, pria ini juga ikut dalam kegiatan menyediakan seribu titik ruang penyemprotan disinfektan yang tersebar di tempat-tempat umum di Jakarta.
Bahkan, ia juga berupaya memenuhi nutrisi tenaga kesehatan yang tengah berjibaku menghadapi pasien-pasien Covid-19 yang jumlahnya terus bertambah.
Tirta mengatakan, motivasinya semakin menggelora ketika salah satu dosennya saat menempuh pendidikan di UGM, Profesor Iwan Dwiprahasto, meregang nyawa karena Covid-19 setelah berjuang merawat pasien-pasien positif.
"Karena guru favorit saya Prof Iwan itu wafat ya, jadi itu menginspirasi saya untuk meneruskan legacy ke orang banyak. Karena beliau itu selalu mengajarkan, seorang dokter itu berjuang tidak harus jadi agen kuratif atau penyembuh, tapi juga bisa jadi agen edukasi," ucap Tirta
Seiring bersambut, ia bersama influencer lainnya diundang oleh BNPB untuk membantu pemerintah menyuarakan sekaligus mengedukasi masyarakat menghadapi Covid-19.
Sejak saat itulah Tirta terjun langsung ke jalan menyalurkan bantuan-bantuan yang ia terima untuk menghadapi Covid-19.
Ia ikut membantu petugas-petugas lapangan yang pekerjaannya tak bisa dilakukan dari rumah.
Mulai dari menyemprotkan cairan disinfektan, mendirikan ruang penyemprotan cairan disinfektan, dan menyerahkan bantuan APD dan makanan ke rumah sakit.
Semua kegiatan itu ia publikasikan lewat media sosial yang ia miliki sambil terus mengedukasi masyarakat dengan ciri khasnya yakni "ngegas" karena dianggap bisa lebih didengar banyak orang.
Menurut Tirta, hanya satu yang bisa dilakukan masyarakat biasa agar penyakit ini tak terus menyebar.
"Kalau kalian memang bukan bekerja di jalan, kalau sudah dikasih libur, stay di rumah, itu aja. Keluar hanya kalau pengen lihat sinar matahari atau beli kebutuhan pokok," ujar Tirta.
"Enggak usah nongkrong aneh-aneh. Dan anak buat anak muda yang baca tolong enggak usah nongkrong ngopi-ngopi, karena merugikan kami masyarakat lainnya dan tenaga medis," sambung dia.
Berdasarkan data yang diterima hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00 WIB, total ada 1.046 kasus Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam 24 jam sejak Kamis (26/3/2020) pukul 12.00 WIB, maka ada penambahan 153 kasus baru.
"Ada 153 kasus baru. Ini memperlihatkan ada penularan penyakit ini di masyarakat kita," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jumat sore.
Yurianto juga menjelaskan bahwa total ada 46 pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh.
Jumlah ini bertambah 11 pasien sembuh yang didapatkan kemarin.
Kemudian, Yurianto juga menyebutkan ada penambahan 9 pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Dengan demikian, total ada 87 pasien yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif virus corona.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/29/12163261/cerita-dokter-tirta-influencer-yang-terjun-langsung-lindungi-tenaga-medis