Pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus-menerus mengimbau warga untuk tinggal di rumah dan jika terpaksa keluar dari rumah agar berjaga jarak dengan yang lain.
Warga diminta untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Namun, hal itu tidak bisa diterapkan pada semua orang. Sejumlah orang harus keluar dari rumah demi menyambung hidup. Jika tidak, mereka akan mati kelaparan.
Rizky Syahdu (28), seorang ojek online mengaku tetap bekerja meski sebenarnya khawatir terpapar Covid-19. Dia harus bekerja, yang berarti harus keluar dari dari rumah, setiap hari.
Jika tidak bekerja sehari atau lebih, dia tak mendapatkan uang buat menyambung hidupnya.
“Takut sih (dengan virus corona). Tapi enggak punya pilihan. Buat yang kerja harian, kalau enggak keluar, ya enggak dapat duit. Buat bayar cicilan sama kosan enggak ada dong,” ujar Rizky, Kamis (31/3/2010).
Ia mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini dia banyak kehilangan pelanggan. Pernah dalam sehari dia tidak pendapatkan penumpang lantaran ada imbauan pemerintah agar warga berdiam diri di rumah.
Ia lalu beralih ke Go-Send (antar-kirim barang).
“Orederan tergantung sih. Tapi semenjak ada imbauan pemerintah untuk di rumah, Goridesepi, yang rame Gosend,” kata Rizki.
Ia mengatakan, setiap hari dia bisa mengantar barang ke 15 tempat dengan berbagai macam orang yang ditemuinya.
Takut menjadi pembawa atau carrier Covid-19, ia terus mencoba untuk selalu hidup bersih dan jaga kesehatan.
Dengan demikian virus diharapkan tak bertahan di tubuhnya meski dirinya dari pagi hingga malam berada di jalan.
“Setiap ngantar barang atau komplek di pintu masuk bisanya di sediain sabun, kadang hand sanitizer. Nah wajib cuci tangan tuh saya sebelum masuk. Pokoknya sebisa mungkin saya rajin cuci tangan. Kalau di rumah langsung lepas jaket gitu sama baju,” ucap Rizki.
Arfan (26), seorang kurir barang yang lain mengaku hanya bisa pasrah jika tiba-tiba dirinya terpapar Covid-19. Apalah dayanya, ia masih mengharapkan penghasilan sebagai kurir barang.
“Pasrah ajalah, mau gimana. Saya mah sebenernya malah seneng di rumah. Tapi kan tuntutannya emang saya kerja. Enggak kerja enggak makan,” kata dia.
Ia akui dirinya khawatir menularkan atau tertular Covid-19.
Untuk mencegah itu terjadi, Arfan selalu sedia antiseptik saat mengantar barang.
“Saya kasih antiseptik mulu sampai licin tangan saya. Terus saya selalu sedia buff sih, ya semoga enggak terjadi apa-apa,” kata dia.
Argan menyatakan tak keberatan jika nanti akhirnya pemerintahkan menerapkan karantina wilayah.
Namun, ia berharap ada jaminan dari pemerintah yang diberikan bagi pekerja harian seperti dia.
“Saya mah setuju aja selama pemerintah bisa menjamin kesejahteraan kami. Saya juga mau kali virus ini selesai,” kata Argan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/31/15231301/agar-tetap-bisa-makan-kurir-barang-bekerja-walau-ada-wabah-covid-19