"Disarankan untuk tetap tinggal di Asrama UI atau rumah kost di sekitar kampus UI sampai situasi menjadi kondusif," tulis Sekretaris UI Agustin Kusmayati melalui edarannya yang diteken pada Senin (16/3/2020).
Mahasiswa yang tinggal di Asrama UI atau indekos di sekitar kampus UI dilarang bepergian apabila sedang sakit atau badan sedang tidak sehat.
"Apabila ragu atas kondisi dirinya, dipersilakan tetap tinggal di Asrama UI atau indekos," lanjut dia.
Kebijakan ini guna menekan potensi penularan Covid-19 ke kampung halaman masing-masing mahasiswa.
Namun, sebagai konsekuensinya, mahasiswa penghuni Asrama UI ini harus bertahan hidup di tengah segala pembatasan aktivitas, termasuk merosotnya jumlah warung yang menyediakan makanan di sekitar kampus.
UI sendiri punya program membagikan susu setiap hari bagi para penghuni asrama.
Tapi tentu saja itu belum cukup.
Sekelompok emak-emak yang menamai kelompoknya "Moms UI" berinisiatif membantu para mahasiswa rantau itu dengan mengirimkan paket-paket makanan.
Mereka merupakan gabungan orangtua yang anaknya merupakan mahasiswa UI lintas jurusan, angkatan 2018.
Titi Reza, koordinator "aksi" ini, menyebutkan bahwa aksi ini digerakkan oleh salah satu rekannya di Moms UI, Iwel, yang menyuarakan kesulitan hidup para mahasiswa rantau.
Titi mengatakan, aksi bagi-bagi makanan gratis ini akan didistribusikan dua kali sepekan.
"Kami baru mulai minggu ini, kemarin tuh pengiriman pertama kalau enggak salah hari Selasa (31/3/2020)," kata Titi kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).
Ia berujar, pada pengiriman pertama itu ia membuat 115 paket makanan untuk para mahasiswa UI yang masih bertahan di asrama.
Kemudian, bersamaan dengan itu, ia juga menyalurkan 20 paket makanan kepada mahasiswa-mahasiswi rantau UI yang bertahan di indekos.
"Terus nanti Jumat mau kirim lagi. Ini masih ada di dananya, mudah-mudahan masih cukup sampai 3 minggu," kata Titi.
Ia menyatakan, total sejauh ini lebih dari 20 emak-emak yang tergabung dalam kelompok Moms UI telah ikut urun dana demi paket makanan mahasiswa-mahasiswi rantau tersebut.
Titi yakin, jumlah para donatur itu masih akan terus meningkat setiap hari.
Ia yang memang punya "sampingan" katering untuk program Jumat Barokah, bersedia mempekerjakan juru-juru masaknya untuk membuat paket makanan bagi para mahasiswa rantau.
"Isinya biasa saja sih. Nasi, ayam entah digulai atau direndang atau dibakar, kemudian tumis sayur. Saya berharap itu cukup untuk mereka," tutup Titi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/01/16312471/warteg-sekitar-kampus-tutup-emak-emak-ini-sumbang-makanan-buat-mahasiswa
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan