Salin Artikel

Awal Mula Emak-emak Bantu Mahasiswa Rantau UI yang "Terjebak" dalam Pandemi Covid-19

DEPOK, KOMPAS.com - Sekelompok emak-emak yang menamai kelompoknya Moms UI berinisiatif membantu para mahasiswa rantau Universitas Indonesia (UI) dengan mengirimkan paket-paket makanan.

Mahasiswa-mahasiswi rantau itu sebagian masih "terjebak" di Asrama UI maupun rumah-rumah kost sekitar kampus, sehubungan dengan pandemi Covid-19.

Mereka mulai kesulitan mencari makan seiring merosotnya jumlah warung yang buka saat ini.

Titi Reza, koordinator aksi bagi-bagi makanan gratis untuk mahasiswa rantau UI, membagikan cerita bagaimana awal-mula aksi Moms UI tercetus.

Ia berujar, para anggota Moms UI yang terdiri dari 60-70 orang, sebetulnya merupakan orangtua para murid SMAN 34 yang anaknya kini jadi mahasiswa kampus kuning.

"Salah satunya, namanya Mbak Iwel, dia bilang bahwa dia lihat di Instagram, katanya anak-anak Asrama UI banyak yang kurang makan, karena warteg tutup dan lain-lain," kata dia memulai kisah kepada Kompas.com, Rabu (1/4/2020).

"Ya sudah, aku share di grup, barangkali ada yang mau bantu. Kemudian, alhamdulillah, ibu-ibu menyahut mau bantu, mereka kumpulkan (uang), kemudian saya yang masakin," jelas dia.

Titi kedapatan peran sebagai koordinator aksi sekaligus orang yang menyiapkan makanan karena sepak terjangnya telah dikenal para anggota Moms UI.

Ia mengaku, sudah rutin ikut andil dalam Jumat Barokah, sebuah program membuat puluhan paket nasi bungkus untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada orang yang membutuhkan.

"Jadi di grup itu langsung, 'Sudah, Titi saja yang bikin'. Ya sudah saya mah senang. Saya bilang sama ibu-ibu itu, enggak apa-apa nanti saya mengerjakan, masakin," kata dia.

Belum sampai sepekan info itu menyebar di grup, dana sekitar Rp 6 juta telah terhimpun hingga hari ini.

Jumlah itu, menurut Titi, sudah cukup untuk menyediakan paket makanan dua kali sepekan bagi para mahasiswa rantau, dengan menu nasi plus ayam plus sayur.

Titi bilang, bisa saja periode bagi-bagi makanan gratis ini diperpanjang. Sebab, masih ada saja ibu-ibu yang ikut urun dana lagi.

"Banyak gitu orang-orang yang memang sayang sama anak-anak mahasiswa ini, karena kan mereka juga merasakan punya anak, apalagi anak-anak itu jauh merantau," jelas dia.

Di samping itu, masih banyak mahasiswa rantau yang belum tahu informasi ini.

Pengiriman paket makanan pertama Titi salurkan sebanyak 135 paket, 115 di antaranya untuk para mahasiswa rantau di Asrama UI, Selasa (31/3/2020) lalu.

"Ada yang bilang, 'Bu, bisa nambah lagi enggak?', aku bilang bisa," ujar Titi.

Ia mengaku tak mengalami kesulitan berarti dalam menggerakkan aksi ini berkat dukungan para pembantunya selama ini yang biasanya berpartisipasi dalam program Jumat Barokah.

Para pemasok bahan makanan, misalnya. Aksi bagi-bagi makanan gratis untuk para mahasiswa rantau rupanya juga berkah tersendiri bagi para pemasok.

"Saya juga pesan sayur langsung ke tukang sayur, misalnya buncis langsung 5 kilogram, karena kita sudah sering langganan tiap Jumat Barokah," kata Titi.

"Termasuk pasokan dari tukang ayam yang biasa mengantar. Apalagi kita tahu, ayamnya dia ayam potong bersih, enggak sembarang ayam. Kalau kita ada budget lebih, kita juga bisa bikin daging rendang, sudah ada tukang rendangnya, daging potong langsung," tutur dia.

Para juru masak juga ambil peran yang tak kalah krusial. Meskipun di tengah masa pandemi, mereka tetap mau menyiapkan paket-paket makanan yang biasanya dikirim untuk program Jumat Barokah.

Bedanya, jika biasanya mereka datang dan memasak bersama di kediaman Titi, kali ini para juru masak itu menyiapkan paket makanan dari rumah masing-masing.

"Biasanya setiap Jumat itu tukang masaknya ada tiga orang, terus biasanya masak 250 porsi. Mereka juga sudah terbiasa kalau masak itu tidak sembarangan, karena saya suka marah kalau hasilnya bukan versi terbaik dan sedikit, mentang-mentang buat orang jalanan," klaim Titi.

"Mereka sudah terbiasa dan terlatih untuk memberikan yang terbaik. Karena wabah ini, kita enggak pernah kumpul, ternyata mereka bersedia untuk masak-masak," ujar dia.

Hasil paket-paket yang dimasak di rumah masing-masing juru masak barulah dihimpun di kediaman Titi.

Setelah itu, paket-paket makanan tersebut didistribusikan ke kediaman-kediaman para mahasiswa rantau, yang kebanyakan menghuni Asrama UI.

Aksi ini kemudian dibagikan oleh salah satu penghuni indkos di sekitar UI, melalui akun media sosialnya.

Dalam unggahannya, ia mengaku bersyukur atas kontribusi yang amat membantu keseharian para mahasiswa rantau ini.

Ia pun diminta mendata lagi jumlah mahasiswa yang masih "terjebak" akibat pandemi Covid-19 ini di lingkungan UI, agar kiriman paket makanan bisa lebih merata.

Sontak, utas tersebut viral dan menggayung sambutan positif dari berbagai kolega "senasib" yang membutuhkan bantuan kiriman paket makanan.

Sebagai informasi, manajemen Universitas Indonesia (UI) meminta mahasiswa-mahasiswanya dari luar Jabodetabek yang menghuni Asrama UI tak ke mana-mana selama pandemi Covid-19.

Kebijakan ini guna menekan potensi penularan Covid-19 ke kampung halaman masing-masing mahasiswa.

"Disarankan untuk tetap tinggal di Asrama UI atau rumah kost di sekitar kampus UI sampai situasi menjadi kondusif," tulis Sekretaris UI Agustin Kusmayati melalui edarannya yang diteken pada Senin (16/3/2020).

"Pada prinsipnya, mahasiswa yang tinggal di Asrama UI atau indekos sekitar kampus UI dilarang bepergian apabila sedang sakit atau badan sedang tidak bugar," imbuh dia.

"Apabila ragu atas kondisi dirinya, dipersilakan tetap tinggal di Asrama UI atau indekos."

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/01/17202551/awal-mula-emak-emak-bantu-mahasiswa-rantau-ui-yang-terjebak-dalam-pandemi

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Warga Kampung Bayam Belum Pernah Bertemu dan Diajak Diskusi Heru Budi

Warga Kampung Bayam Belum Pernah Bertemu dan Diajak Diskusi Heru Budi

Megapolitan
Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Soal Dugaan Pungli di SMAN Depok, Disdik Jabar: Bukan Pungutan, tapi Galang Sumbangan

Megapolitan
Maxim Bantah 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Maxim Bantah "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm

Megapolitan
Kejaksaan: Ada Bukti Kekerasan pada Hasil Visum Murid yang Dicabuli Guru Les Privat di Cengkareng

Kejaksaan: Ada Bukti Kekerasan pada Hasil Visum Murid yang Dicabuli Guru Les Privat di Cengkareng

Megapolitan
Saat Toleransi di Depok Kembali Diuji dengan Adanya Penggerudukan Kapel...

Saat Toleransi di Depok Kembali Diuji dengan Adanya Penggerudukan Kapel...

Megapolitan
Tak Hanya Sidak 'Water Mist', Wali Kota Jaksel Juga Tanam Pohon di 'Rooftop' Gandaria City untuk Kurangi Polusi

Tak Hanya Sidak "Water Mist", Wali Kota Jaksel Juga Tanam Pohon di "Rooftop" Gandaria City untuk Kurangi Polusi

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan Terhadap Pemprov DKI dan Jakpro di PTUN Jakarta

Warga Kampung Bayam Cabut Gugatan Terhadap Pemprov DKI dan Jakpro di PTUN Jakarta

Megapolitan
Berharap Salak Condet Tetap Lestari di Tanah Jakarta...

Berharap Salak Condet Tetap Lestari di Tanah Jakarta...

Megapolitan
Ironi Pelaku Kekerasan Seksual yang Tewas dalam Tahanan di Depok, Proses Hukum Berhenti Sebelum Vonis

Ironi Pelaku Kekerasan Seksual yang Tewas dalam Tahanan di Depok, Proses Hukum Berhenti Sebelum Vonis

Megapolitan
Pelintasan Liar di Cengkareng yang 'Makan' Korban Bakal Ditutup KAI

Pelintasan Liar di Cengkareng yang "Makan" Korban Bakal Ditutup KAI

Megapolitan
Dirayu Buat Pindah, Perwakilan Warga Eks Kampung Bayam Diajak Survei Rusun

Dirayu Buat Pindah, Perwakilan Warga Eks Kampung Bayam Diajak Survei Rusun

Megapolitan
Jajal LRT TMII-Dukuh Atas di Jam Kerja yang Padat Penumpang, Celingak-celinguk Cari Bangku Kosong

Jajal LRT TMII-Dukuh Atas di Jam Kerja yang Padat Penumpang, Celingak-celinguk Cari Bangku Kosong

Megapolitan
AR Mati di Markas Polisi, Benarkah Pelaku Kejahatan Seksual Anak Jadi Musuh Tahanan?

AR Mati di Markas Polisi, Benarkah Pelaku Kejahatan Seksual Anak Jadi Musuh Tahanan?

Megapolitan
Wali Kota Jaksel Sidak Gandaria City, Cek Pengoperesian 'Water Mist Generator'

Wali Kota Jaksel Sidak Gandaria City, Cek Pengoperesian "Water Mist Generator"

Megapolitan
Tertahan di Restoran saat Bentrok Ormas Bekasi, Warga: Perih dan Sesak karena Gas Air Mata

Tertahan di Restoran saat Bentrok Ormas Bekasi, Warga: Perih dan Sesak karena Gas Air Mata

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke