JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan, banyak masyarakat yang membagikan foto kondisi langit di Jakarta yang cerah melalui media sosial.
Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan pegunungan yang berlokasi di daerah Bogor sebagai latar belakangnya.
Hal ini menunjukkan bersihnya udara Jakarta saat ini.
Kondisi tersebut diklaim masyarakat sebagai dampak dari penurunan polusi udara dan mulai membaiknya kualitas, karena berkurangnya mobilitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Mengutip data dari situs AirVisual pada Senin (7/4/2020) pukul 14.30 WIB, Air Quality Index (AQI) untuk wilayah DKI Jakarta masuk kategori sedang, yakni berada di angka 54 dengan kosentrasi parameter PM 2.5.
Dengan AQI tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-60 di antara kota-kota besar di dunia berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.
Berdasarkan catatan Kompas.com, kualitas udara Jakarta pada pekan lalu, yakni Selasa (31/3/2020), indeks kualitas udara DKI Jakara berada di angka 106.
Menempatkan Jakarta berada di peringkat ke-15 berdasarkan parameter kualitas udara buruk dan polusi kota.
Menanggapi hal itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membenarkan bahwa kualitas udara di Jakarta cenderung membaik beberapa waktu terakhir.
Hal ini tidak terlepas dari pemberlakuan kebijakan menjaga jarak fisik dan banyaknya perusahaan yang mulai menerapkan sistem bekerja dari rumah.
“Polusinya menurun. Bagus sekarang,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Waring ketika di konfirmasi Kompas.com, Senin (7/4/2020).
Andono menjelaskan, berkurangnya mobilitas masyarakat karena adanya kebijakan bekerja dari rumah bukanlah faktor tunggal.
Menurut dia, membaiknya kualitas udara di DKI Jakarta juga dibantu oleh turunnya hujan di wilayah Jabodetabek.
“Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,” ungkapnya.
Berdasarkan pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU), kata Andono, menunjukan adanya pebaikan kualitas udara, terutama dengan menurunnya konsentrasi parameter PM 2.5 selama penerapan bekerja dari rumah.
“Ketika curah hujan tinggi, kosentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, kosentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,” ucap Andono.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/07/17115741/sempat-hujan-dan-banyak-yang-bekerja-dari-rumah-kualitas-udara-di-jakarta