Sebagai informasi, PSBB sudah berlaku selama sepekan di Depok, sejak Rabu (15/4/2020). PSBB jadi keputusan Presiden RI Joko Widodo yang tidak memilih "lockdown".
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto menjelaskan, pemerintah harusnya fokus melakukan intervensi medis melalui screening massal Covid-19 jika enggan melakukan lockdown.
Selama sepekan PSBB berlaku, intervensi medis yang krusial, berupa screening massal, belum terlihat tanda-tandanya.
"Ketika tidak mau lockdown, seperti Jepang, Korea, yang awalnya tidak mau lockdown, mereka melakukan screening massal hingga akhirnya kasusnya menurun," ungkap Alif kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
"Screening massal terhadap penduduk memanfaatkan Kampung Siaga Covid-19, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan pihak terkait untuk melakukannya door to door, belum dilakukan oleh teman-teman di pemerintahan," ia menjelaskan.
Screening massal yang dilakukan saat ini tak andal karena menggunakan metode rapid test (uji cepat) yang tingkat akurasinya hanya 30 persen dan sudah tak direkomendasikan oleh WHO.
Idealnya, screening massal dilakukan menggunakan metode tes PCR (polymerase chain reaction) yang hasilnya valid.
Namun, kata Alif, metode ini terjegal regulasi dan birokrasi pengadaan mesinnya yang rumit serta mahal.
"Anggaplah sekarang kita sudah punya baju tempur, tapi senjata tempur dan granatnya belum ada. Senjatanya harusnya kita lengkapi tes PCR," kata dia.
Alif menganggap, perkembangan soal intervensi medis selama sepekan PSBB di Depok kurang signifikan.
Meski demikian, ia mengapresiasi penambahan kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 di Depok.
"Kita sudah berusaha untuk menambah kapasitas ranjang. Saat ini, Depok sudah punya lebih dari 10 rumah sakit rujukan, kemudian bed-nya (ranjang) sudah hampir 300. Kita harus apresiasi itu," ungkap dia.
PSBB diharapkan sanggup menekan laju penularan Covid-19 yang terus meningkat di Depok sejak kasus positif pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.
Namun, dalam sepekan PSBB berlangsung, tercatat penambahan kasus positif sebanyak 50 kasus, dari 148 kasus pada Rabu (15/4/2020) menjadi 198 kasus per Selasa (21/4/2020).
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/22/20120001/sepekan-psbb-di-depok-idi-dorong-screening-massal-dengan-tes-pcr-covid-19