Salin Artikel

IDI: Depok Harusnya Lakukan 200-300 Tes Covid-19 PCR Per Hari

Selama sepekan perdana pelaksanaan PSBB di Depok, kasus positif Covid-19 naik 59 angka, sedangkan jumlah PDP (pasien dlaam pengawasan) melonjak 75 orang.

Data terbaru per Rabu (22/4/2020), jumlah PDP Covid-19 mencapai 735 orang yang masih diawasi.

Pada kategori pasien positif Covid-19, total sudah 222 kasus yang terkonfirmasi, dengan 13 orang dinyatakan sembuh dan 17 meninggal dunia.

Angka kematian itu belum menghitung 44 pasien yang meninggal dicurigai (suspect) karena Covid-19 sejak 18 Maret 2020, namun hasil tes laboratoriumnya masih menanti pengumuman Kementerian Kesehatan RI.

Di sisi lain, kapasitas rumah sakit harus terus ditambah berpacu dengan waktu.

Pasalnya, seorang pasien bisa menghabiskan waktu lebih dari sepekan di rumah sakit hanya karena menanti hasil tes Covid-19 yang lama terbit.

Minimnya kemampuan tes Covid-19 di Kota Depok diakui oleh Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto.

Alif beranggapan, bercermin pada ekskalasi kasus Covid-19 di Depok saat ini, Depok harusnya melakukan 200-300 tes Covid-19 berbasis PCR (polymerase chain reaction) dalam sehari untuk menekan jumlah kasus.

"Dengan angka yang sekarang, PDP 700-an, yang positif 200-an, harusnya kita bisa PCR 200-300. Itu sudah bagus sekali," jelas Alif kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

"Kalau sekarang hanya puluhan doang. Jauh lah (dari ideal)," ia menambahkan.

Hingga hari ini, hanya RS Universitas Indonesia instansi di Depok yang memiliki mesin PCR untuk melakukan pemeriksaan sampel pasien suspect Covid-19.

Sisanya, sampel para pasien dikirimkan ke Kementerian Kesehatan untuk diuji positif atau negatif Covid-19.

Padahal, kata Alif, dalam sehari ada lebih dari 200 sampel pasien suspect (dicurigai) Covid-19 yang dikirimkan oleh puskesmas-puskesmas untuk segera dites.

Menurut Alif, pemberian keleluasaan kepada rumah sakit swasta di Depok untuk mengadakan sendiri mesin PCR untuk tes Covid-19 dapat menjadi jawaban masalah ini.

Namun, ia tak menutup mata bahwa gagasan itu bakal terjegal oleh birokrasi dan regulasi pengadaan alat kesehatan di pemerintah pusat yang masih kaku di tengah pandemi.

"Kalau bisa lebih dari 10 (laboratorium tes Covid-19 berbasis PCR) lebih bagus. Tapi, sekarang ini pengadaannya kan terkait problem birokrasi dan regulasi. Di saat pandemi seperti ini birokrasi dan regulasi harusnya bisa diperlunak lah," tukas Alif.

"Depok kan terbagi barat, tengah, dan timur. Kalau kita punya 10 laboratorium, itu kita bisa mengambil dan memeriksa (sampel) sampai ratusan sehari," jelas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/23/19362061/idi-depok-harusnya-lakukan-200-300-tes-covid-19-pcr-per-hari

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke