TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Gedung Christ Cathedral GBI Basilea yang berlokasi di Kawasan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Senin (27/4/2020) pagi, terbakar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Damkar Kabupaten Tangerang, Kosrudin mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.
"Iya betul kebakaran. Kejadian sekitar jam 8 pagi," kata Kosrudin saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Api membakar pada bagian tengah gedung tersebut.
Meski belum diketahui secara pasti, namun kebakaran itu diduga akibat korsleting listrik.
Menurut Kosrudin, dugaan tersebut setelah mengetahui tidak adanya aktivitas di Gereja Christ Cathedral di pagi hari.
"Dugaan kami kalau pagi-pagi seperti ini dan tidak ada kegiatan kemungkinan paling listrik," kata dia.
Kesulitan padamkan api
Petugas pemadam kebakaran sempat mengalami kesulitan saat proses pendinginan kebakaran di Gereja Christ Chatedral GBI Basilea.
Kosrudin mengatakan puing sisa kebakaran yang runtuh membuat proses pendinginan sulit dilakukan.
"Kita pendinginan tidak bisa dari sisi samping, tapi dari bawah. sedangkan itu yang terbakar di bagian atas jadi khawatir terjadi runtuhan," kata Kosrudin
Petugas melakukan pendinginan secara perlahan dari bawah. Pendinginan bisa dilakukan dengan cepat jika melalui sisi samping gedung. Namun, bagian tersebut cukup tinggi.
Petugas tidak memiliki turntable tender atau mobil damkar pembawa tangga otomatis.
"Kita tidak punya mobil tangga ya. Sedangkan ini yang terbakar pada bagian tengah. Jadi kita agak kesulitan. Jadi nembak dari bawah juga tidak terkena langsung. Itu saja kesulitannya, kalau akses jalan tidak masalah," ucap Kosrudin.
Api padam setelah 2 jam
Kesulitan yang dialami petugas membuat proses pemadaman api yang melahap gedung Gereja Christ Cathedral memakan waktu.
Setidaknya petugas pemadam kebakaran berjibaku selama dua jam untuk memadamkan api pada gereja terbesar di Tangerang itu.
"Sudah, saat ini sudah bisa dikendalikan. Kejadian dari sekitar pukul 08.00 WIB dan sekarang jam 10 lewat, artinya sekitar dua jam," kata Kosrudin.
Kosrudin menjelaskan, ketinggian Gereja Christ Cathedral di bagian samping menjadi penyebab proses pemadaman yang cukup lama.
"Iya karena gedung bagian samping ini tinggi ya," kata dia..
Kapolsek Pagedangan cedera
Kosrudin mengungkapkan, tidak ada korban akbat kebakaran yang terjadi itu.
Hanya saja, Kapolsek Pagedangan AKP Efri mengalami luka saat sedang memantau peristiwa kebakaran itu.
Peristiwa itu terjadi saat AKP Efri masuk ke gedung saat proses pendinginan api yang dilakukan petugas damkar.
"Korban (dari pihak gereja) tidak ada. Hanya saja, tadi pada saat pendinginan Pak Kapolsek masuk. Ternyata ada bangunan yang runtuh. Beliau lari, kepeleset, dan terjatuh," kata Kosrudin.
Kosrudin menjelaskan, akibat insiden tersebut, Efri menderita luka sobek di bagian kepala.
"Luka sobek pada bagian pelipis karena kan cukup tinggi juga anak tangga di gedung itu, dia terpeleset di tangga, akhirnya terjatuh," ucapnya.
Korban langsung dibawa ke rumah sakit yang tak jauh dari lokasi kebakaran untuk mendapatkan perawatan.
"Sudah dibawa ke rumah sakit. Cuma nama rumah sakitnya kami tidak tahu. Terdekat di sini," ujar dia.
Polisi periksa pekerja gereja
Sementara itu, Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Setiawan mengatakan, jajarannya telah memeriksa pekerja Gereja Christ Cathedral GBI Basilea.
"Untuk saksi-saksi, pekerja, sedang kami periksa. Kami ambil keterangannya," kata Iman.
Selain memeriksa para pekerja, polisi juga akan memeriksa kamera CCTV untuk mengetahui bagaimana peristiwa kebakaran itu terjadi.
"CCTV juga sedang kami pelajari. Saat ini masih dalam penyelidikan. Setelah selesai lakukan penyelidikan karena sejauh ini kebakaran tidak ada aktivitas ibadah," kata Iman.
Iman menjelaskan, insiden kebakaran berpusat di lantai 3 yang merupakan ruang utama ibadah.
"Dari keterangan saksi lantai 3 (terbakar). Itu ruang ibadah utama," katanya.
Intimidasi wartawan
Di tengah insiden kebakaran, seorang wartawan diintimidasi saat melakukan peliputan kebakaran Gereja Christ Cathedral GBI Basilea.
Video yang merekam kejadian itu viral di media sosial.
Video yang diunggah oleh akun instagram @tangsel_update memperlihatkan seseorang yang membawa kamera terlibat perdebatan dengan pria lainnya.
"Kejadian melecehkan profesi wartawan ketika meliput kebakaran salah satu tempat ibadah di Kawasan Paramount Serpong. Tampak di belakang wartawan foto salah satu media cetak swasta dikerubungi dan diteriaki fa*ck y*u," tulis keterangan video akun tersebut.
Ternyata korban intimidasi itu berinisal R, jurnalis foto dari koran Media Indonesia.
R bercerita, peristiwa intimidasi itu terjadi saat sedang memotret kebakaran di Gereja Christ Cathedral GBI Basilea.
"Jadi saya lagi motret kebakaran di kawasan gereja, saya tiba-tiba dihampiri kurang lebih 5 orang. Mereka minta hapus foto liputan saya di sana. Tapi saya tanya balik 'kenapa harus diapus?'. Mereka tidak jawab," kata R saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Namun, kata R, saat itu sebagian dari lima orang tersebut terus mengejar serta meminta foto di kameranya untuk dihapus.
"Sampai akhirnya minta hapus secara paksa sampai kejadian seperti yang di video," ucapnya.
R mengaku saat itu sempat tersulut emosi saat salah satu dari lima orang yang mengejarnya mengeluarkan kalimat kasar.
Namun saat itu berhasil diredam hingga tidak terjadi kekisruhan yang berlanjut.
"Kalau dibilang security gereja, kayanya bukan bang. Kayanya mereka anak muda gereja situ," tutup R.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/28/09372041/fakta-kebakaran-gereja-christ-cathedral-kapolsek-pagedangan-cedera-hingga