Salin Artikel

Kisah Dokter di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel, Berjuang Yakinkan Keluarga dan Pasien

Di tengah wabah virus SARS-CoV-2 yang kian masif, mereka mengorbankan waktu, pikiran, tenaga bahkan nyawa sekalipun.

Bukan saja dokter yang ada di rumah sakit rujukan pemerintah, melainkan juga di Rumah Lawan Covid-19 kawasan Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.

Seperti dr Sardono, misalnya. Dia harus berjuang di tengah kekhawatiran, seolah tak takut terpapar Covid-19.

Lebih dari 10 hari Sardono telah bertugas di tempat yang dibuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel untuk mengarantina kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) ringan.

"Sebelum saya bertugas, saya sudah meyakinkan mereka (anak dan istri). Minta pengertian. Saya jelaskan jika standar SOP itu tinggi dan kuat, jadi saya yakinkan (mereka) kenapa harus takut," kata Sardono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/5/2020).

Meski menggunakan alat pelindung diri (APD) yang rapat menutup tubuh saat berinteraksi dengan pasien kasus Covid-19, tak dapat mengusir rasa takut.

Sesekali Sardono mengaku khawatir akan tertular penyakit Covid-19. Namun, Sardono kembali tenangkan pikiran yang juga ia nilai menjadi energi membentengi tubuh.

"Memang saya berpikiran saya merawat orang ODP dan PDP tapi secara perkembangan kebutuhan sosial juga kuat. Tidak ada gejala tapi positif gimana? Tapi kembali, harus tenang dan terpenting sesuai SOP," katanya.

Di tengah kekhawatiran, dalam bertugas Sardono juga harus memutar otak guna meyakinkan para pasien yang diputuskan menjalani karantina.

Dari 23 pasien ODP dan PDP yang menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19, tak sedikit dari mereka yang mengaku kaget jika harus berinteraksi dalam ruang terbatas.

"Sebetulnya ekspetasi mereka itu merasa kok mau dikarantina, seperti apa dan bagaimana mereka makan dan aktivitas. Itu harus membuat mereka nyaman," ucapnya.

Untuk mendorong kenyamanan para pasien menjalani karantina, fasilitas pada rumah lawan Covid-19 dibuat hingga menyerupai tempat tinggal.

Pasien tidak hanya berbaring di atas kasur beroda, melainkan dapat menikmati fasilitas televisi, Wi-Fi, hingga taman yang dapat dinikmati untuk bersantai.

Hanya saja untuk fasilitas luar itu hanya dapat digunakan untuk pasien ODP.

"Bahkan selama dikarantina di sini, itu per 4 jam ada relaksasi. Jika jam 9 pagi waktu berjemur, kemudian ada tes kesehatan dan psikolog," paparnya.

Kini, di tengah perjuangannya membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Sardono berharap para pasien dapat kooperatif selama di karantina guna menjaga kesehatan tenaga medis.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/05/20121051/kisah-dokter-di-rumah-lawan-covid-19-tangsel-berjuang-yakinkan-keluarga

Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke