Salin Artikel

Sejumlah Aturan Taman Margasatwa Ragunan jika Buka Saat New Normal

Meski belum tahu kapan akan dibuka kembali untuk umum, TM Ragunan sudah menyiapkan regulasi baru untuk menyambut era new normal.

Regulasi tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan Ragunan.

Kompas.com merangkum sejumlah regulasi yang disiapkan berdasarkan penjelasan Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan, Ketut Widarsana, Selasa (2/6/2020) .

1. Pembatasan jumlah pengunjung

Ketut memastikan angka pengunjung per harinya akan dibatasi jika TM Ragunan beroperasi di era new normal.

"Kita sosialisasi di media sosial terkait pembatasan pengunjung. Untuk satu hari 5.000 pengunjung untuk hari biasa (Senin-Jumat), Sabtu-Minggu itu 10.000," kata dia.

Tidak hanya pembatasan jumlah pengunjung, pihaknya juga membatasi waktu kunjungan.

Nantinya, waktu kunjungan dibuka pukul 08.00 hingga pukul 13.00 WIB.

"Karena kita batasi jumlah pengunjung maksimal sampai 10.000 untuk hari Minggu, maka otomatis jam layanan juga diperpendek, karena jumlah pengunjungnya enggak sampai total," kata dia.

2. Beli tiket via online

Pengelola akan mengatur pembelian tiket secara online lewat link yang akan diunggah di akun Instagram @ragunanzoo.

"Jadi yang datang itu sudah menunjukkan (tiket). Nanti membawa bukti pendaftaran online baru kita ijinkan masuk," kata Ketut.

3. Disinfektan

Sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, pihaknya akan memasangkan keset yang sudah diberi disinfektan di setiap pintu masuk taman.

"Nanti keset itu ditempatkan di setiap pintu masuk. Kan ada dua yang dibuka (pintu utama) pintu Selatan dan pintu Utara," kata Ketut.

Ketut menjelaskan, nantinya setiap pengunjung diwajibkan untuk menginjak keset tersebut. 

Dengan sendirinya, disinfektan tersebut akan keluar dan mengenai bagian kaki para pengunjung.

Sebenarnya, keset tersebut bukan barang baru di Taman Margasatwa Ragunan. Fasilitas ini sudah lama dipakai di pintu masuk pusat primata Schmutzer.

"Di pusat primata Schmutzer dari semenjak awal tahun 2004 sudah menggunakan keset itu. Tapi belum ke semua, khusus primata Schmutzer," terang dia.

4. Warga yang sakit dilarang berkunjung

Ketut juga mengimbau masyarakat yang merasa sedang sakit untuk tidak berkunjung.

Jika pengunjung kedapatan bersuhu tubuh tinggi, petugas tidak menganjurkan masuk ke dalam area.

"Dipastikan pengunjung itu tidak sakit batuk-batuk atau pilek. Kalau mereka dalam posisi sakit kita tolak, kita ukur suhu tubuh ya seperti itu," kata dia.

Pihaknya juga menyiapkan beberapa fasilitas kesehatan di area taman. Tempat cuci tangan juga disiapkan di sejumlah titik di kompleks Ragunan.

"Kita belum tahu kapan regulasi akan diberlakukan, karena menunggu instruksi pemerintah," kata dia.

Hingga saat ini, Taman Margasatwa Ragunan masih membuka fasilitas wisata virtual lewat akun Instagramnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/03/05000061/sejumlah-aturan-taman-margasatwa-ragunan-jika-buka-saat-new-normal

Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke