JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 8.276 pasien per Selasa (9/6/2020), bertambah 239 kasus dibandingkan data pada hari sebelumnya.
Tambahan kasus positif Covid-19 tersebut tertinggi sejak munculnya kasus pertama di Ibu Kota, pada 3 Maret 2020.
Tambahan kasus harian paling tinggi sebelumnya tercatat pada 16 April 2020 dengan 223 pasien terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).
Apa penyebab tingginya kasus baru pada Selasa kemarin?
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, tingginya tambahan kasus positif Covid-19 disebabkan uji spesimen yang tertunda di beberapa laboratorium swasta.
"Penambahan jumlah kasus positif ini karena adanya pending sampel dari beberapa laboratorium swasta. Diketahui bahwa Sabtu-Minggu itu libur sehingga pengerjaan spesimen baru dikerjakan pada Senin, sehingga hasil tes meningkat dengan pesat karena pelaporannya baru disampaikan pada hari Selasa," ujar Ani, kemarin.
Ani menyampaikan, tambahan kasus positif Covid-19 pada Selasa kemarin diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen dengan metode polymerase chain reaction (PCR) pada Senin.
Pemeriksaan spesimen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta, laboratorium satelit, hingga laboratorium swasta.
"Terdapat tambahan 40 hasil pemeriksaan dari hari-hari sebelumnya dari beberapa laboratorium swasta sehingga total kasus baru 239 positif," ucapnya.
Risiko mobilitas warga saat Lebaran
Sementara itu, pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, tingginya angka kasus baru tersebut disebabkan mobilitas warga pada musim Lebaran sekitar dua pekan lalu.
Tambahan kasus bisa juga baru terindentifikasi karena keterlambatan tes Covid-19.
"Ya itu aktivitas dua minggu yang lalu. Laporan hari ini bukan kasus hari ini, bisa keterlambatan tes dan juga ini risiko perilaku penduduk selama 1-2 minggu yang lalu," kata Pandu.
Mobilitas warga pada musim Lebaran lalu cukup tinggi.
Pandu berujar, banyak warga mudik ke daerah, beraktivitas di dalam kota, hingga mudik balik ke Jakarta.
Pergerakan warga, lanjut dia, merupakan risiko terbesar yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19.
"Paling tidak 1,5-2 juta penduduk mudik, sisanya sepertiganya mobile di dalam kota selama Ramadhan, silaturahmi hari Id, kemudian mudik balik," ujar dia.
Tren peningkatan kasus baru
Berdasarkan grafik kasus harian positif Covid-19 di situs web corona.jakarta.go.id, tren penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari pertama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, Jumat (5/6/2020), ada 84 kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota.
Jumlah kasus baru kembali meningkat pada Sabtu dengan 102 kasus. Sementara pada Minggu, ada 160 kasus baru positif Covid-19 di Jakarta.
Kemudian, pada Senin lalu, jumlah kasus baru menurun dibandingkan hari sebelumnya, yakni 91 kasus.
Jumlah kasus baru kembali melonjak pada Selasa kemarin dengan 239 kasus.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/10/08544391/kenaikan-kasus-harian-covid-19-di-dki-tertinggi-sampai-239-kasus-apa