Salin Artikel

Menilai Pantas Longgarkan PSBB, Walkot Ungkap Indikator yang Dipenuhi Kota Bekasi

Sebab, berdasarkan hasil kajian epidemiolog, Kota Bekasi disebut sudah memenuhi unsur pelonggaran PSBB atau PSBB proporsional.

“Kota Bekasi sudah bisa melakukan pelonggaran PSBB secara bertahap  karena sesuai situasi PSBB  tidak dapat langsung diakhiri hanya dapat dilonggarkan (bukan diakhiri),” kata Rahmat melalui keterangan tertulisnya, Rabu (10/6/2020).

Meski demikian, pelonggaran itu dapat kembali diketatkan jika situasi Covid-19 kembali tidak terkendali atau meningkat selama vaksin belum ditemukan.

“Kita harus hidup dalam kondisi normal baru (the new normal),” ucap Rahmat.

Ia menjelaskan ada beberapa indikator yang telah dipenuhi Kota Bekasi untuk menerapkan PSBB.

Pertama, secara epidemiologi level keparahan di Kota Bekasi bewarna kuning atau di angka 40 hingga 69. Artinya baik dengan perlu pengawasan.

Kedua, kesehatan masyarakat yang ada di Kota Bekasi dinilai memenuhi persyaratan pelonggaran. Sebab bewarna kuning atau di angka 40 hingga 69. Artinya baik dengan perlu pengawasan.

Sebab, jumlah tes dan contact tracing di Kota Bekasi terus bertambah. Kemudian, proporsi di rumah saja kurang dari 50 persen.

Kesadaran mencuci tangan dan penggunaan masker warga di Bekasi bertambah.

Ketiga, fasilitas kesehatan di Kota Bekasi pun memenuhi kriteria pelonggaran lantaran bewarna hijau atau di angka 70 hingga 100. Artinya aman.

Sebab kapasitas ventilator dan tenaga kesehatan di Kota Bekasi meningkat.

Kemudian, alat pelindung diri di Kota Bekasi juga memadai.

Rahmat mengatakan, seluruh masyarakat harus mematuhi aturan protokol Covid-19 yang ada.

Misalnya, dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga  dan tidak terlalu banyak berkerumun.

Kemudian, pihak Pemkot juga diminta untuk meningkatkan pemeriksaan laboratorium terutama untuk PCR dengan melakukan tracing kasus.

“Jadi kami diminta untuk tetap lakukan pemeriksaan masif dengan baik dan benar untuk menekan angka kasus di Kota Bekasi,” kata dia.

Rahmat mengatakan, jika masyarakat tidak disiplin, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kembali  lonjakan kasus seperti bulan Maret hingga April 2020 atau yang disebut gelombang kedua.

“Mari kita jaga agar segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat  dengan alokasi dana yang sangat besar selama Pandemi ini tidak sia sia. Sehat itu dimulai dari sendiri,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/10/21442321/menilai-pantas-longgarkan-psbb-walkot-ungkap-indikator-yang-dipenuhi-kota

Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke