Salin Artikel

Kasus Covid-19 di 6 Pasar Jakarta: Kilas Balik dari Pasar Wuhan hingga Kasus di Daerah

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kasus baru positif Covid-19 dari kalangan pedagang di pasar wilayah DKI Jakarta bermunculan di tengah masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

Berdasarkan catatan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) per Kamis (11/6/2020) pagi, ada 51 pedagang di enam pasar tradisional di Jakarta yang terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Para pedagang diketahui positif Covid-19 berdasarkan hasil dari pemeriksaan swab. Mereka sebelumnya menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif Covid-19.

Sebelum menyebar ke berbagai negara di dunia, SARS-CoV-2 diduga berasal dari Pasar Huanan di Wuhan, China.

Di Indonesia, sejumlah pasar juga menjadi lokasi ditemukannya kasus positif Covid-19.

Berikut kilas balik penyebaran Covid-19 di pasar-pasar.

Berawal dari Pasar Huanan Wuhan

Sebagian besar orang meyakini bahwa awal penyebaran SARS-CoV-2 bermula pada akhir 2019 ketika seseorang terjangkit virus corona dari hewan yang diperdagangkan di pasar seafood Huanan, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Namun, temuan menarik datang dari peneliti China yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada akhir Januari.

Dari hasil analisis terhadap 41 pasien pertama Covid-19 di China, 27 pasien di antaranya memiliki riwayat kontak langsung dengan Pasar Huanan.

Tetapi, analisis yang sama menemukan bahwa kasus pertama yang diketahui justru tidak memiliki kontak langsung dengan pasar tersebut.

"Lebih lanjut, tidak ada hubungan epidemiologis yang ditemukan antara pasien pertama dengan kasus selanjutnya," kata tim dalam jurnal tersebut.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDCP) Gao Fu mengatakan bahwa Pasar Huanan adalah "korban".

"Awalnya kami berasumsi Pasar Huanan merupakan tempat penyebaran virus. Namun, bukti yang ada menunjukkan pasar itu tak lain adalah korban virus corona. Virus corona SARS-CoV-2 sudah ada jauh sebelumnya," ungkap Gao, Senin (25/5/2020), seperti dilansir surat kabar pemerintah China, Global Times.

Dilansir Newsweek, Rabu (27/5/2020), pada Januari, Gao mengatakan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari solid satwa liar yang secara ilegal ada di Pasar Huanan.

Namun kini, dia mengatakan sampel yang dikumpulkan pada awal Januari dari hewan di Pasar Huanan tidak menunjukkan jejak virus.

Teranyar, studi dari Harvard Medical School yang dipublikasikan pada Selasa (9/6/2020) menunjukkan, SARS-CoV-2 kemungkinan menyebar di China sejak Agustus 2019. Artinya, wabah ini sudah menyebar beberapa bulan sebelum diduga pecah di Wuhan.

Riset menunjukkan adanya peningkatan kunjungan ke rumah sakit Wuhan, kota di bagian tengah China, di mana SARS-CoV-2 berasal.

Peningkatan pasien berkorelasi sangat erat dengan meningkatnya pencarian di internet dengan kata kunci yang mempunyai relasi dengan gejala Covid-19 mulai Agustus 2019.

"Kami memang tidak bisa mengonfirmasi, apakah meningkatnya volume itu mempunyai kaitan langsung dengan virus baru. Tapi, bukti yang kami kumpulkan mendukung penelitian terbaru lainnya, yang menunjukkan bahwa kemunculan penyakit terjadi sebelum identifikasi di Pasar Ikan Huanan," tulis ahli dalam laporannya.

Kasus Covid-19 di pasar-pasar Indonesia

Setelah merebak di Indonesia, kasus-kasus Covid-19 banyak ditemukan di pasar tradisional.

Salah satunya di Pasar Kota Padang, Sumatera Barat.

Sebanyak 38 pedagang di Pasar Raya Padang dan seorang pedagang di Pasar Bandar Buat positif Covid-19.

Pemerintah Kota Padang kemudian melakukan tes swab terhadap 1.100 pedagang di kedua pasar itu, yakni 1.000 pedagang di Pasar Raya Padang dan 100 pedagang di Pasar Bandar Buat.

Pasar pun ditutup selama lima hari pada 20-24 April 2020 untuk disemprot disinfektan.

Kasus Covid-19 juga ditemukan di Pasar Kobong atau Pasar Ikan Rejomulyo, Semarang, Jawa Tengah.

Pasar tersebut menjadi klaster penularan Covid-19 setelah tiga pedagang di sana terkonfirmasi positif Covid-19.

Pemerintah Kota Semarang kemudian melakukan tracing. Hasilnya, total kasus positif Covid-19 bertambah jadi 28 orang dari klaster Pasar Kobong.

Pasar pun ditutup sementara selama enam hari, terhitung sejak 23 Mei 2020, untuk disterilisasi.

Kemudian, seorang pedagang di Pasar Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes swab pada 12 Mei 2020.

Pemeriksaan swab merupakan tindak lanjut dari hasil rapid test massal yang dilakukan hari sebelumnya. Ada tiga pedagang yang reaktif Covid-19 saat rapid test.

Pengelola pasar kemudian menutup sementara Pasar Bogor dan menyemprot disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sana.

Sementara itu, di Pasar Cisalak, Depok, Jawa Barat, empat pedagang dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab. Pasar Cisalak kemudian ditutup sementara mulai 30 Mei sampai 1 Juni 2020.

Di Bandung, Jawa Barat, pasar tradisional juga jadi klaster baru penyebaran Covid-19. Pemerintah Kota Bandung kemudian menutup sebagian pasar untuk mencegah transmisi lokal.

"Untuk pasar, tindakan kita dari gugus tugas, satu blok ditutup," kata Wali Kota Bandung Oded M Danial, Senin (8/6/2020).

Penyebaran Covid-19 di pasar Jakarta

Di Jakarta, kasus Covid-19 setidaknya sudah ditemukan di enam pasar tradisional.

Ada 51 pedagang di enam pasar itu yang dinyatakan terinfeksi SARS-CoV-2 setelah menjalani tes swab.

Berikut rinciannya berdasarkan data IKAPPI per Kamis, pukul 10.00 WIB:

  1. Pasar Perumnas Klender: 20 pedagang
  2. Pasar Mester Jatinegara: 1 pedagang
  3. Pasar Serdang Kemayoran: 9 pedagang
  4. Pasar Kedip, Kebayoran Lama: 2 pedagang
  5. Pasar Rawa Kerbau, Cempaka Putih: 14 pedagang
  6. Pasar Induk Kramatjati: 5 pedagang

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasruddin mengatakan, sejumlah pedagang di 19 pasar dinyatakan reaktif Covid-19 saat menjalani rapid test.

Mereka kemudian melanjutkan pemeriksaan dengan menjalani tes swab.

Hasilnya, pedagang di enam pasar positif Covid-19, pedagang di tiga pasar dinyatakan negatif Covid-19, dan pedagang di 10 pasar lainnya masih menunggu hasil laboratorium.

Menindaklanjuti hal tersebut, Perumda Pasar Jaya langsung menutup sementara 19 pasar tersebut dan menyemprot disinfektan.

"Kemarin ini serentak semuanya ditutup selama tiga hari karena memang setelah dianalisis oleh pendapat ahli, setelah penyemprotan itu butuh tiga hari untuk ditutup," kata Arief dalam konferensi pers virtual, Kamis ini.

Menurut Arief, Perumda Pasar Jaya sudah rutin menyemprot disinfektan di pasar-pasar untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Penyemprotan disinfektan dilakukan tiap dua pekan.

"Jadi kami sudah melakukan penyemprotan desinfektan dan sampai saat ini rutin berjalan," ujarnya.

Epidemiolog: pasar berpotensi jadi klaster penyebaran Covid-19

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, pasar berpotensi besar menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Alasan dia, pasar menjadi tempat berkumpulnya banyak. Apalagi, sebagian orang yang datang ke pasar tidak menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Menurut Miko, sekitar 20-30 persen pembeli di pasar tidak memakai masker.

Tingkat kepatuhan pedagang dalam menjalankan protokol kesehatan pun rendah. Para pedagang malas memakai masker dengan alasan sulit bernapas.

"Kalau ada pedagang yang kena Covid-19, sangat mungkin menularkan kepada pembeli-beli lainnya," kata Miko saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Dengan masih tingginya angka kasus Covid-19 di Jakarta, kata Miko, Pemprov DKI Jakarta dan Perumda Pasar Jaya harus lebih ekstra mencegah penyebaran Covid-19 di pasar-pasar.

Langkah pencegahan seperti mewajibkan pemakaian masker, jaga jarak, dan rutin mencuci tangan pakai sabun saja tak cukup.

"Harusnya upaya pencegahannya lebih, semua penjual pakai masker dan face shield," ucap dia.

Face shield bisa menjadi lapisan kedua yang melindungi para pedagang dari penyebaran Covid-19, jika pedagang hanya memakai masker untuk menutupi mulut, tanpa menutupi hidung.

Miko menyatakan, Pemprov DKI dan Perumda Pasar Jaya harus mensubsidi pembelian face shield oleh para pedagang pasar.

Sebab, pedagang tidak akan sukarela membeli pelindung wajah itu.

"Kalau suruh pedagang untuk beli tidak mungkin, maka disubsidi pemerintah," kata Miko.

Langkah lainnya, Perumda Pasar Jaya bisa memasang pelindung antar-kios pedagang yang rapat. Pelindung cukup terbuat dari bahan plastik.

"Kalau mau, pasang shields, jadi antara pedagang yang tidak ada jarak dipasang plastik," tuturnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ryana Aryadita Umasugi, Gloria Setyvani Putri, Jawahir Gustav Rizal, Riska Farasonalia, Rahmadhani, Putra Prima Perdana, Ramdhan Triyadi Bempah, Walda Marison)

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/11/15070331/kasus-covid-19-di-6-pasar-jakarta-kilas-balik-dari-pasar-wuhan-hingga

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke