Pedagang khawatir dagangan mereka busuk jika tidak diizinkan berjualan setiap hari.
Pernyataan itu disampaikan kepada Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin saat meninjau pemberlakuan sistem ganjil-genap yang dimulai Senin pagi ini.
"Kalau sistemnya ganjil-genap, seperti tomat, daun bawang dan sayur-sayuran lainnya otomatis busuk Pak, tidak ada yang mau beli," kata pedagang sayur Sri Pujiati (42), seperti dikutip Antara.
Menurut Sri, pembatasan operasional pedagang membuat separuh dari total 1.000 lebih pedagang hanya diperbolehkan tiga kali berdagang dalam sepekan.
Sementara dagangan sayur mayur yang distok pedagang harus dijual pada hari yang sama agar tetap segar saat dikonsumsi pembeli.
Pedagang lainnya Ismah (49) menginginkan operasional pedagang tetap diberlakukan secara normal setiap hari.
"Enggak apa-apa, saya juga patuh kok sama protokol kesehatan, pakai masker, face shield, cuci tangan," katanya.
Pedagang juga mempertanyakan fakta terkait 18 rekan seprofesi mereka yang dinyatakan positif COVID-19 usai agenda pemeriksaan kesehatan beberapa pekan lalu.
"Sebab yang saya tahu, 18 pedagang itu negatif COVID-19. Mereka hanya reaktif saja. Gara-gara kabar itu pembeli jadi sepi, pak," katanya.
Menanggapi pernyataan itu, Arief mengatakan, seluruh pedagang harus patuh pada pemberlakuan ganjil genap.
"Mungkin di awal-awal akan kurang nyaman, tapi kebijakan ini untuk menjaga kita semuanya," kata Arief.
Sistem ganjil genap disesuaikan antara nomor kios pedagang dengan tanggal, kios dengan nomor ganjil buka pada tanggal ganjil dan kios pada tanggal genap dibuka pada tanggal genap.
Sementara lapak pedagang yang tidak memiliki kios diberikan jarak masing-masing satu meter agar tidak berimpitan.
Hingga kini, setidaknya ada 58 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari klaster pasar di Jakarta.
Kasus-kasus itu terindentifikasi berdasarkan hasil rapid test yang dilanjutkan dengan tes swab atau pemeriksaan bermetode polymerase chain reaction (PCR) di area pasar.
Berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) per 12 Juni 2020, ada 55 pedagang di sembilan pasar di Jakarta yang terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).
Dari jumlah tersebut, satu pedagang meninggal dunia.
Berikut rincian pedagang yang positif Covid-19 berdasarkan data IKAPPI per 12 Juni:
1. Pasar Mester Jatinegara: 1 orang dan meninggal
2. Pasar Perumnas Klender: 18 orang
3. Pasar Serdang: 14 orang
4. Pasar Rawa Kerbau: 14 orang
5. Pasar Kedip: 2 orang
6. Pasar Induk Kramatjati: 3 orang
7. Pasar Lontar Kebon Melati: 1 orang
8. Pasar Obor Cijantung: 1 orang
9. Pasar Grogol 1: orang
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/15/10260381/kepada-dirut-pasar-jaya-pedagang-pasar-protes-sistem-ganjil-genap