BOGOR, KOMPAS.com - Suasana di Stasiun Bogor nampak ramai dipadati ribuan pengguna kereta rel listrik (KRL) commuter line di hari pertama dimulainya aktivitas pekerjaan, Senin (15/6/2020).
Pagi itu, antrean pengguna transportasi yang menjadi favorit banyak kalangan itu memang cukup padat meski tak separah seperti yang terjadi pada minggu kemarin.
Rupanya, petugas di Stasiun Bogor sudah lebih sigap mengantisipasi agar tak terjadi penumpukan penumpang.
Bahkan untuk memudahkan penumpang, petugas pun menyiapkan loket pembelian tiket yang ditempatkan di area parkir stasiun.
Namun, yang membuat antrean di Stasiun Bogor di hari itu nampak lebih mencair adalah adanya keberadaan layanan bus gratis yang disiapkan sebagai alternatif transportasi pengganti KRL.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah bekerjasama untuk menyediakan layanan bus gratis tersebut.
Ada 50 bus yang disiapakan untuk mengangkut para penumpang di Stasiun Bogor.
Diharapkan, adanya bus gratis ini, pengguna jasa KRL di Stasiun Bogor tidak perlu lagi terjebak antrean panjang.
Salah satu penumpang KRL, Fitri (28) menuturkan, terbantu dengan adanya layanan bus gratis tersebut.
Menurut dia, ia tak harus mengantre lama untuk dapat naik bus gratis tersebut.
"Beda kan, nggak harus ngantre dulu kayak naik KRL. Jadi bus langsung berangkat," kata Fitri.
Kata dia, kondisi itu berbanding terbalik dengan yang terjadi pada minggu kemarin.
Ketika itu, ia mengaku harus mengantre cukup lama untuk dapat naik kereta KRL.
"Cukup banyak saya lihat bus gratisnya di stasiun, bisa jadi pilihan untuk karyawan yang bekerja di Jakarta seperti saya," sebutnya.
Penumpang lainnya, Ami (25) mengaku memilih naik bus yang disiapkan pemerintah dibanding antre panjang di pintu masuk Stasiun Bogor.
“Iya aku pilih naik bus gratis, enggak sanggup ngantre panjang banget tadi pas masuk stasiun. Dibanding aku telat mending langsung naik bus gratis tadi,” ucap Ami.
Ami mengaku hari ini adalah pengalaman pertamanya naik bus ke kantornya yang ada di kawasan Sudirman, Jakarta.
Selama pandemi Covid-19, Ami mengatakan, kerap berangkat pagi buta untuk menghindari kerumunan di kereta.
Awalnya, Ami sempat khawatir terlambat ke kantor lantaran memilih naik bus. Apalagi membayangkan arus lalu lintas menuju Jakarta yang kerap macet.
Namun, ternyata dari Stasiun Bogor ke Stasiun Sudirman dapat ditempuh dengan 1,5 jam.
“Tadi itu berangkat jam 06.20 WIB dari Stasiun Bogor lalu sampai disampai di Stasiun Sudirman jam 07.40 WIB. Aku untung masuk jam 9.00 WIB jadi enggak telat,” tuturnya.
Hindari penumpukan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkap ada sejumlah faktor yang menyebabkan antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor pada Senin (15/6/2020) pagi terlihat lebih teratur.
Bima menyebut, dari informasi yang diterimanya, banyak penumpang KRL dari Bogor yang memilih berangkat pada Minggu malam dibanding pada Senin pagi ini.
Selain itu, sambung Bima, adanya layanan bus gratis yang disediakan juga membantu meminimalisir penumpukan penumpang di Stasiun Bogor.
"Ada data, banyak penumpang yang memilih berangkat tadi malam dibanding Senin pagi. Jadi situasinya walaupun masih padat tapi jauh lebih bisa kita urai," ucap Bima.
Bima mengatakan, untuk membantu mengantisipasi penumpukan penumpang di Stasiun Bogor, Pemerintah Provinsi (DKI) Jakarta telah memberikan bantuan operasional bus gratis.
Kata Bima, terdapat 50 layanan bus gratis yang disiapkan di Stasiun Bogor untuk warga Bogor yang bekerja di Jakarta.
Rinciannya, sambung Bima, 30 unit bus milik Pemprov DKI, 10 bus milik Pemkot Bogor, dan sisanya berasal dari bantuan BPTJ.
"Mudah-mudahan ini berjalan dengan baik. Karena perlu dicatat ini belum 50 persen penumpang, jadi harus ada koordinasi lebih lanjut, pengaturan lebih lanjut. Sudah ada pengaturan jam kerja, mungkin, tapi ini belum maksimal karena baru beberapa hari juga," sebutnya.
Ribuan orang beralih ke bus gratis
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ) mencatat 1.145 orang pengguna kereta rel listrik ( KRL) beralih menggunakan bus yang disediakan di sejumlah stasiun KRL pada Senin (15/6/2020) pagi tadi.
Pelayanan bus gratis yang dimulai sejak 15 Mei 2020 itu disediakan sebagai angkutan alternatif bagi pengguna KRL.
Langkah itu untuk mencegah terjadinya penumpukan penumpang di KRL di stasiun dan jaga jarak tetap terjadi.
Jumlah penumpang terbanyak tercatat berasal pada pemberangkatan dari Stasiun Bogor yaitu 706 orang yang diangkut dengan 30 bus sedang dan tujuh bus besar.
Sementara itu, pemberangkatan dari Stasiun Bojong Gede mencatat jumlah penumpang sebanyak 181 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang, Stasiun Cilebut sebanyak 73 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang serta Stasiun Depok Baru hanya 17 penumpang yang diangkut dengan tujuh bus sedang.
Kepala BPTJ, Polana B Pramesti, dalam keterangannya menuturkan, dari 82 unit bus yang disiagakan, sebanyak 75 uni bus beroperasi membawa penumpang sementara 7 unit bus tidak beroperasi karena penumpang sudah terlayani KRL.
Ia mengatakan, layanan bus gratis ini hanya disediakan pada Senin pagi dan Jumat sore.
Sebab, berdasarkan evaluasi, pada waktu tersebut jumlah pengguna KRL mengalami peningkatan sehingga ketentuan jaga jarak baik di stasiun maupun di dalam KRL dikhawatirkan tidak terpenuhi.
Polana menyebut, operasional bus gratis dimulai pada pukul 05.15 WIB dan berakhir pada pukul 08.30 WIB dengan selang waktu rata-rata 15 menit sekali.
"Kami tentunya juga akan melakukan evaluasi untuk ke depan bagaimana agar masyarakat tetap terlayani,” imbuh dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/16/10092891/tak-perlu-antre-lagi-naik-krl-sudah-ada-bus-gratis