JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem ganjil genap di pasar tradisional yang ada di Jakarta membuat sejumlah pedagang pasar mengeluh.
Para pedagang mengeluh karena dagangannya bisa busuk jika kios tutup satu hari setelah buka.
Salah satu keluhan disampaikan pedagang Pasar Tomang Barat (Kopro) kepada pihak pengelola pasar.
"Sebenarnya yang banyak keluhan itu dari jenis jualan pangan itu keluhan jika barang dagangannya tidak habis di hari itu maka akan busuk kalau besoknya mereka harus tutup gitu kebanyakan," kata Manager Pasar Tomang Barat, Irma saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Kata Irma, mereka yang mengeluh rata-rata pedagang sayur, ikan dan buah.
Meski banyak dikeluhkan oleh para pedagang, Irma tetap berusaha mendengarkan mereka.
Irma juga coba berbicara kepada pedagang untuk memberi imbauan.
"Melakukan pembatasan saat beli dagangannya, karena tidak seperti hari normal. Misalkan mereka hari normal mereka beli banyak ini dikurangi karena kan sudah tahu besoknya harus tutup intinya sih imbau-imbauan penjelasan yang kira-kira mereka tahu," ucap Irma.
Dengan begitu pedagang bisa sama-sama mengerti dan menjalani sesuai aturan.
Apalagi langkah pemerintah untuk membuat sistem ganjil genap ini memiliki tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Seperti diketahui, sistem ganjil genap pasar tradisional di DKI Jakarta di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya mulai diterapkan hari ini Senin (15/6/2020).
Kebijakan sistem ganjil genap tersebut ialah toko atau kios di pasar yang buka berdasarkan nomor.
Kios dengan nomor ganjil hanya bisa dibuka atau berdagang saat tanggal ganjil, begitu pun sebaliknya dengan nomor genap.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/17/17554431/keluhkan-sistem-ganjil-genap-di-pasar-pedagang-takut-dagangannya-busuk