Salin Artikel

Serba-serbi Prapendaftaran PPDB di Kota Bekasi

Prapendaftaran tersebut kini diperpanjang hingga 30 Juni 2020 mendatang. Sehingga pendaftaran PPDB pun diundur menjadi 1 Juli sampai 4 Juli 2020.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, banyak calon peserta didik yang kesulitan lakukan prapendaftaran.

Sehingga prapendaftaran diperpanjang 22 hari ke depan, dengan maksud memberi peluang seluruh warga Bekasi untuk mendaftar.

Lalu Apa saja yang biasa dikeluhkan saat mendaftar?

1. Verifikasi NIK tak terdaftar di PPDB Online

Sejumlah calon peserta didik banyak yang mengeluhkan nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak terverifikasi oleh situs PPDB dalam laman http://bekasi.siap-ppdb.com.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah menjelaskan, biasanya pendaftar yang tak langsung terverfikasi lantaran NIK calon peserta didiknya ikut atau pindah domisili ke Kartu Keluarga saudaranya yang dekat dengan sekolah.

Menurut dia, hal tersebut sering terjadi saat momen pendaftaran sekolah demi masuk ke sekolah tujuan.

Ia mengatakan, calon peserta didik harus berdomisili berdasarkan alamat pada KK yang diterbitkan paling singkat 1 tahun sejak tanggal pendaftaran PPDB, terakhir terdata 1 Juli 2019.

“Kalau dilihat NIK calon peserta didik ini baru pindah pada tahun 2020, maka otomatis tidak bisa diverifikasi. Namun, jika calon peserta didik ini pindah KK ke saudaranya dari tahun 2019, otomatis bisa langsung terverifikasi,” ujar Inay saat dihubungi, Jumat (18/6/2020).

Selain itu, permasalahan NIK tidak bisa diverifikasi lantaran KK yang belum diperbaharui.

Sebab, masyarakat wajib mengganti KK menggunakan sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) versi 7. Dimana di SIAK versi 7 memiliki banyak kolom dibanding sebelumnya, yakni 16 kolom.

Jika ada KK yang belum diperbaharui, maka masyarakat bisa langsung datang ke Kecamatan untuk legalisir.

“Biasanya kan dia itu tidak terdata karena banyak warga yang tidak upgrade KK di operator kecamatan. Jadi harus dicek dahulu di operator Disdukcapil. Nanti disdukcapil yang mengeluarkan legalisirnya,” ucap Inay.

2. Lama menunggu verifikasi

Selain tak terverifikasi, keluhan juga datang dari masyarakat yang menanyakan lamanya menunggu verifikasi prapendaftaran di laman situs web http://bekasi.siap-ppdb.com.

Inay mengatakan, verifikasi memang membutuhkan waktu lama. Sebab tim operator harus mengecek ribuan dokumen pengajuan prapendaftaran dari calon peserta didik.

Jika dokumen yang diunggah ke laman website seluruhnya tidak bermasalah, maka prosesnya akan lebih sebentar, yakni mulai dari 5 hingga 10 menit.

“Namun, jika dokumen yang diunggah tidak lengkap dan bermasalah maka ngeceknya juga lama. Jadi emang berproses, ditunggu saja hingga terverifikasi,” ucap dia.

Ia mengatakan jangka waktu verifikasi tersebut selama masa pra pendaftaran berlangsung hingga 30 Juni 2020.

Inay juga menyarankan masyarakat untuk ke Kecamatan jika kesulitan dalam pra pendaftaran PPDB.

Sebab di Kecamatan ada tim operator yang akan membantu calon peserta didik untuk verifikasi NIK hingga daftar pra pendaftaran PPDB.

“Jadi tim operator itu terdiri dari Dinas Pendidikan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan ada Dinas Sosial yang memberikan pelayanan ke masyarakat untuk membantu pendaftaran PPDB,” ujar Inay.

Bagaimana cara prapendaftaran hingga daftar PPDB?

1. Buka laman http://bekasi.siap-ppdb.com

2. Unggah dokumen, yakni akte akte kelahiran, Kartu Keluarga (KK), sertifikat atau piagam jika yang hendak mendaftar jalur prestasi. Lalu, surat penugasan dari instansi orangtua atau surat pindah orangtua jika memilih jalur perpindahan orangtua. Terakhir, membawa surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari orangtua.

3. Verifikasi dokumen. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas terhadap keabsahan dokumen yang telah diunggah oleh calon peserta didik baru.

4. Hasil verifikasi dapt dilihat secara terbuka dilaman http://bekasi.siap-ppdb.com.

5. Bukti hasil verifikasi dapat diinduh pada http://bekasi.siap-ppdb.com.

6. Pada dokumen hasil verifikasi, terdapat nomor yang digunakan selanjutnya untuk tahap pendaftaran.

7. Buka lagi lamanhttp://bekasi.siap-ppdb.com.

8. Masukkan nomor pendaftaran yang telah diverifikasi pada saat prapendaftaran.

9. Memilih sekolah yang dituju.

10. Memilih jalur yang akan ditempuh (zonasi, afirmasi, perpindahan orangtua, dan prestasi).

Inay mengatakan, calon peserta didik baru berhak memilih dua sekolah selama masa pendaftaran.

Bagi calon peserta didik baru dengan jalur zonasi yang tidak diterima di pilihan SMP pertama, maka dapat kesempatan kedua untuk memilih sekolah lain dengan jalur zonasi atau pindah ke jalur lainnya (afirmasi, prestasi, pemindahan orangtua).

Ia mengatakan, pengumuman diterima atau tidak diterima ke sekolah tujuan bisa dilihat secara realtime di laman website https://bekasi.siap-ppdb.com.

“Jadi harus diperhatikan nama dia ada tidak di sekolah tujuan, kan namanya bisa dilihat secara realtime. Kalau tidak ada nama kita ya sudah langsung pilih sekolah lain,” ucap dia.

Hasil seleksi nantinya akan muncul secara sistemik dan realtime pada http://bekasi.siap-ppdb.com. Pengumuman seleksi PPDB akan tertera pada tanggal 4 Juli 2020

Sementara, 6 hingga 8 Juli pendaftaran ulang siswa-siswi yang diterima ke sekolah negeri tujuan.

13 Juli mulai memasuki tahun ajaran baru 2020/2021

KementerianPendidikan dan Kebudayaan menyatakan, pembelajaran tatap muka di sekolah yang berlokasi di zona hijau akan dilakukan kembali dengan bertahap.

Jenjang SMP ke atas, termasuk SMA dan SMK, yang pertama kali akan dibuka.

Sementara itu, pendidikan anak usia dini (PAUD) diperkirakan baru akan dibuka sekitar lima bulan lagi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/19/06442901/serba-serbi-prapendaftaran-ppdb-di-kota-bekasi

Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke