Salin Artikel

5 Hari Terakhir, Kematian PDP Covid-19 di Depok Meningkat Pesat

Dengan begitu, jumlah kasus kematian PDP yang tak kunjung terkonfirmasi akibat Covid-19 atau bukan kini semakin jauh di atas kematian pasien yang sudah dikonfirmasi positif Covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com berdasarkan laporan harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, pada 14 Juni 2020 total terdapat 33 kematian pasien positif Covid-19 dan 92 kematian PDP.

Artinya, pada 14 Juni 2020, terdapat selisih 59 angka di antara dua kategori itu.
Namun, pada 18 Juni 2020, selisih itu melebar jadi 67 angka.

Jumlah kematian PDP nyaris 3 kali lipat kematian pasien positif Covid-19, dengan 100 kematian berbanding 34 kematian.

Itu berarti, dalam kurun 5 hari, ada 8 PDP di Depok yang meninggal dunia tanpa status yang jelas; lebih dari 1 PDP meninggal setiap hari sejak 14 April 2020.

Semakin lebarnya selisih kematian PDP dengan kematian pasien positif Covid-19 di Depok dapat Anda saksikan pada grafik di bawah.

Pada hari pertama PSBB, 15 April 2020 di Depok, selisih antara dua kategori itu hanya 24 angka, dengan 15 kematian pasien positif Covid-19 berbanding 39 kematian PDP.

Berdasarkan protokol WHO, kematian berkaitan dengan Covid-19 turut menghitung jumlah kematian PDP. Ketentuan ini dirumuskan karena sejumlah negara/kota tak memiliki kapasitas pemeriksaan Covid-19 yang memadai.

Dikhawatirkan, gara-gara rendahnya kemampuan tes, maka kasus kematian akibat Covid-19 terkesan sedikit padahal ada banyak kematian yang tak terdiagnosis, dengan gejala serupa Covid-19.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita.

"Mereka dicurigai tapi belum diperiksa. Ketika meninggal dijadikan sebagai status suspect, karena khawatir kalau dia memang benar-benar positif kan dia menularkan," kata Novarita kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Jika mengacu pada protokol WHO, maka jumlah kematian berkaitan dengan Covid-19 di Depok mencapai 134 korban jiwa.

Status suspect yang diberikan kepada para PDP yang wafat merupakan akibat dari belum dilakukannya pemeriksaan swab dan PCR terhadap mereka hingga waktu mereka wafat.

Akan tetapi, Novarita membantah dugaan jika gemuknya jumlah kematian PDP di Depok disebabkan karena lambat dan sedikitnya tes swab PCR.

Beberapa dari kematian PDP di Depok, lanjutnya, ditengarai terjadi ketika gejala pasien muncul secara mendadak dan kesehatannya memburuk dalam tempo singkat.

"Dia belum tentu Covid-19 tapi memang mengarah ke sana. Dia belum diperiksa rapid atau swab-nya. Idealnya sih memang langsung dicek swab-nya supaya jelas," ujar dia.

"Pasien positif kan lebih sedikit dari PDP. Kalau klinisinya menunjukkan ke arah Covid-19 meskipun dia belum diperiksa, dia berstatus suspect. Makanya jadi lebih banyak," ungkap Novarita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/19/15394261/5-hari-terakhir-kematian-pdp-covid-19-di-depok-meningkat-pesat

Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke