JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut hari lahirnya kota Jakarta ada baiknya dilakukan dengan merefleksikan sejarah kota yang dahulunya disebut Batavia ini.
Berbagai macam gedung bersejarah ala bangunan Belanda berdiri tegak di tanah jantung kota. Tentu saja bangunan tersebut jadi saksi sejarah terjadinya geliat pemerintah Belanda kala itu.
Salah satu yang unik yakni gedung RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Rumah sakit yang berada di kawasan Senen cukup dikenal lantaran pernah menjadi tempat dirawatnya beberapa tokoh bangsa.
Beberapa di antaranya Presiden Pertama RI yakni Soekarno dan yang paling baru ketika Wiranto yang menjabat Menkopolhukam saat diserang seseorang pada tahun 2019 lalu.
Namun siapa sangka, cikal bakal dari rumah sakit TNI ini adalah sebuah istana pada zaman kolonial Belanda.
Salah satu gubernur Hindia Belanda kala itu Petrus Albertus Van der Parra merupakan pemilik tunggal istana tersebut. Dia membangun istana megah tersebut tahun 1769 di wilayah Senen yang kala itu dikenal dengan kawasan Weltervreden.
Maka dari itu, istana tersebut dikenal sebagai Istana Weltervreden.
Menurut Alwi Shahab dalam bukunya yang berjudul "Batavia Kota Banjir" terbitan tahun 2009, istana itu dibangun hanya untuk menjadi tempat keluarga Albertus Van der Parra beristirahat.
Karenanya, berbagai kalangan saat itu menilai gubernur yang satu itu gemar hidup berfoya-foya demi kesenangan semata.
"Van der Parra disamping gemar berfoya-foya, digambarkan sebagai sok merasa penting dan otokratik," tulis Alwi dalam buku tersebut.
Di istana megah itu, dia menggelar berbagai acara untuk merayakan momen pentingnya.
Saat upacara pelantikannya sebagai gubernur yang bertepatan pada hari ulang tahunya di tanggal 29 September 1763, dia mengundang seluruh tokoh besar dari dalam dan luar Batavia.
"Pesta besar-besar yang dihadiri bukan hanya pembesar VOC tetapi juga pada bupati Priangan, Cirebon dan wilayah sepanjang utara Jawa dan Madura. Keraton Yogya dan Solo juga mengirimkan utusan," tulis Alwi.
Namun, tidak semua pejabat Eropa di Batavia menyukai gaya hidup sang gubernur glamor ini. Beberapa pejabat berpandangan miring lantaran gaya hidup boros tidak cocok digeluti seorang gubernur.
Walau tidak berhasil mendapatkan simpatik dari pejabat lain, tetapi Van der Parra cerdik mengambil hati para petinggi-petinggi agama kala itu.
"Tetapi dia banyak dipuji oleh pihak gereja Batavia, karena sangat murah hati memberikan hadiah kepada para pendetanya dan banyak menyumbang bagi kegiatan gereja dan perawatan anak yatim," kata buku tersebut.
Hingga akhirnya hayatnya, Van der Parra tetaplah dikenal dengan gubernur glamor bergelimang harta.
Pria yang diangkat sebagai gubernur di usia 49 tahun ini meninggal pada tahun 1775 di istana megahnya itu.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1857 berdirilah sebuah rumah sakit militer di tanah tersebut. Rumah sakit itulah yang jadi cikal bakal berdirinya RSPAD Gatot Soebroto.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/22/05493471/riwayat-rspad-gatot-soebroto-berawal-dari-istana-megah-gubernur-hindia