Salin Artikel

Penyerangan oleh Kelompok John Kei, Masalah Penjualan Tanah yang Berujung Rencana Pembunuhan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku dan motif penyerangan di dua lokasi berbeda yakni Perumahan Green Lake City, Cipondoh, Kota Tangerang; dan Cengkareng, Jakarta Barat akhirnya menunjukkan titik terang.

Polda Metro Jaya dapat mengungkap pelaku penyerangan setelah memeriksa saksi bernama Nus Kei yang menjadi target penyerangan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Nus Kei, penyerangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok John Kei.

Perlu diketahui, Nus Kei dan John Kei masih memiliki hubungan keluarga, Nus Kei adalah paman dari John Kei.

Polisi kemudian menuju markas kelompok John Kei dan menangkap 30 orang di Jalan Tytyan Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (21/6/2020) sekitar pukul 20.15 WIB.

Pemimpin kelompok tersebut yakni John Kei juga turut ditangkap polisi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, polisi awalnya menangkap 25 orang kelompok John Kei. Polisi selanjutnya mengembangkan penyelidikan kasus penyerangan tersebut hingga tertangkap lima orang lainnya.

"Kemudian pengembangan dan ditangkap lima orang pelaku. Jadi, total ada 30 orang yang diduga pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan," ujar Nana dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui Youtube Polda Metro Jaya, Senin (22/6/2020).

Saat menggeledah markas kelompok John Kei, polisi menyita sejumlah barang bukti di antaranya 28 buah tombak, 24 buah senjata tajam, 2 buah ketapel panah, 3 buah anak panah, 2 buah stik bisbol, dan 17 buah ponsel.

Motif penyerangan

Setelah diperiksa kurang dari 24 jam, kelompok John Kei diketahui menyerang Nus Kei dan anak buahnya karena persoalan hasil penjualan tanah. John Kei merasa sang paman tidak membagi uang hasil penjualan tanah secara merata.

"Ini berlandaskan masalah pribadi antara John Kei dan Nus Kei terkait adanya ketidakpuasan pembagian uang hasil penjualan tanah," kata Nana.

Oleh karena itu, John Kei memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Nus Kei dan anak buahnya.

John Kei juga meminta anak buahnya membunuh sang paman dan anak buah Nus Kei berinisial ER atau Yustus Corwing.

Perintah pembunuhan tersebut diketahui polisi setelah memeriksa ponsel anak buah John Kei.

Dalam kesempatan yang sama, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, John Kei pun menentukan peran masing-masing anak buahnya untuk melancarkan rencana pembunuhan terhadap Nus Kei.

"Ada beberapa peran yang dimainkan. Yang pertama di TKP 1, ada yang bermain di TKP 2, ada yang di permufakatan jahatnya ketika menyusun perencanaan, ada yang saat kejadian itu dia menjaga," kata Tubagus kepada wartawan.

Menyerang dua lokasi untuk mencari Nus Kei

Setelah rencana pembunuhan disusun secara matang, John Kei pun menyebar anak buahnya untuk mencari keberadaan Nus Kei.

Pada Minggu pukul 11.30, anak buah John Kei mendatangi kawasan Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat untuk mencari keberadaan Nus Kei.

Meskipun demikian, mereka tidak menemukan Nus Kei sehingga mereka menyerang lokasi tersebut. Penyerangan dilakukan lima sampai tujuh orang anak buah John Kei menggunakan senjata tajam.

Akibatnya, seorang anak buah Nus Kei yang menjadi target pembunuhan yakni ER tewas setelah menderita luka bacok di beberapa bagian tubuhnya. Sementara itu, seorang warga berinisial AR menderita luka pada bagian tangan.

"Satu orang meninggal dunia atas nama ER, yang bersangkutan meninggal karena luka bacok di beberapa tempat dan satu orang lagi putus jari, empat jari tangan terputus, atas nama AR," ungkap Nana.

Tak berselang lama, pada pukul 12.25, sebanyak 15 orang anak buah John Kei juga mendatangi rumah Nus Kei di Perumahan Green Lake City, Cluster Australia, Cipondoh, Kota Tangerang.

Namun, Nus Kei tidak ada di rumah, hanya istri dan anaknya yang ada di sana. Oleh karena itu, mereka kembali membuat keributan secara brutal karena tak menemukan keberadaan Nus Kei.

"Istri dan anaknya berusaha meninggalkan tempat itu. Kemudian terjadi pengrusakan rumah tersebut, mulai dari pintu, ruang tamu, dan kamar," ungkap Nana.

Anak buah John Kei juga merusak dua mobil Nus Kei dan satu mobil milik tetangga Nus Kei. Tak berhenti sampai di situ, mereka juga membuat keributan di perumahan tersebut dengan merusak gerbang perumahan dan melepaskan tujuh kali tembakan.

Akibatnya, seorang petugas sekuriti mengalami luka karena tertabrak anak buah John Kei. Sementara itu, satu orang pengemudi ojek online tertembak di bagian jempol kaki kanan.

"Keduanya (sekuriti dan pengemudi ojek online) dirawat di Rumah Sakit Medika Karang Tengah," ucap Nana.

John Kei kembali mendekam di penjara

John Kei dan 29 anak buahnya akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kasus penyerangan di Tangerang dan Jakarta Barat, penganiayaan, dan pembunuhan berencana terhadap Nus Kei.

Mereka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 169 KUHP, Pasal 170 KUHP, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

John Kei pun harus kembali mendekam di balik jeruji besi. Padahal, menurut Nana, John Kei baru dinyatakan bebas bersyarat pada 26 Desember 2019 atas kasus yang sama yakni pembunuhan berencana terhadap Tan Harry Tantono alias Ayung (45) pada 26 Januari 2012.

Ayung merupakan seorang pengusaha perusahaan peleburan besi bajanya, PT Sanex Steel Indonesia (SSI), yang kini berubah nama menjadi PT Power Steel Mandiri. 

John Kei kemudian divonis 16 tahun penjara oleh Mahkamah Agung (MA) atas pembunuhan berencana tersebut. Selanjutnya, John Kei dinyatakan bebas bersyarat berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor Pas-1502.PK.01.04.06 Tahun 2019 tanggal 23 Desember 2019.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/23/07033961/penyerangan-oleh-kelompok-john-kei-masalah-penjualan-tanah-yang-berujung

Terkini Lainnya

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke