Salin Artikel

Polisi Tangkap 2 Tersangka Penyekap Perawat dan Bidan di Depok

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah berujar, kedua tersangka ditembak pada bagian kaki karena dianggap melawan petugas ketika ditangkap.

"Mereka pelaku (yang melakukan kejahatan) karena cari makan," ujar Azis kepada wartawan pada Senin (29/6/2020).

Kedua tersangka disebut telah berkomplot dengan sopir angkot. Saat insiden penyekapan terjadi, sang sopir diam saja dan patuh instruksi para penyekap itu.

Namun, hingga saat ini, sopir angkot berinisial KS masih dalam buruan polisi, meskipun mobil angkot telah diamankan.

"Sopir ini sehari-hari memang membawa angkutan tersebut. Kami imbau untuk menyerahkan diri menyusul kedua rekannya yang sudah kami tangkap," kata Azis.

"Kami sempat tanya mereka beberapa kali tetapi tidak mengaku, tapi kami punya data bahwa mereka melakukan kejahatan di wilayah Bogor, tidak jauh dari lokasi kejadian yang ini, dengan modus yang hampir mirip, di angkot juga," ungkap dia.

Berbagai barang yang dirampok dari bidan dan perawat itu, seperti ponsel hingga perhiasan, belum terjual dan disita polisi.

Namun, diketahui para perampok itu juga menguras uang di dalam dompet dan rekening bank kedua korban.

Kedua tersangka terancam dijerat pasal berlapis karena diduga telah merencanakan kejahatan, yakni Pasal 55 dan 365 KUHP dengan ancaman kurungan maksimal 12 tahun penjara.

Seorang bidan berinisial SR dan rekannya perawat, RP sebelumnya disekap selama perjalanannya pulang dari Cimanggis, Depok ke Citeureup, Bogor, Minggu (21/6/2020) lalu.

SR mengaku, ia dan RP baru saja selesai dinas sore di salah 1 rumah sakit swasta di Cimanggis saat itu.

Ketika menumpang angkot menuju ke kediaman masing-masing, mereka mendadak disekap oleh dua pria tak dikenal. Penyekapan berlangsung selama 4 jam.

Berikut rangkuman faktanya:

1. Disekap ketika mau turun

Setelah perjalanan berlangsung beberapa waktu, RP memberi aba-aba bagi sopir angkot untuk turun. Namun, sopir bergeming.

"Sopirnya tetap jalan dan pintunya dikunci. Kita langsung didorong, tengkurap di bawah. Tubuh saya terjepit di antara sound system mobil di belakang," ungkap SR.

Wajah mereka menghadap ke lantai mobil. Tubuh mereka ditutup kain oleh 2 laki-laki tak dikenal itu.

Kaki para pria itu menindih punggung mereka. Rasa sesak bertambah karena mereka masih mengenakan masker di wajah.

"Saya waktu di tengah jalan sudah seperti tidak sadarkan diri. Lemas banget tertutup begitu," ujar SR.

2. Dilecehkan dan diancam

Setelah disekap beberapa saat, SR dan RP menyadari bahwa dua pria tak dikenal itu merupakan perampok yang ingin merampas harta mereka.

Sempat ada tarik-ulur karena kedua perempuan itu, mulanya masih mencoba mempertahankan harta mereka.

Kemudian, perampok itu melancarkan ancaman dan mulai melakukan kekerasan, termasuk kekerasan seksual.

"Kalian sayang uang atau nyawa?" ancam para perampok yang menekankan gunting ke arah tubuh SR dan RP.

"Katanya tidak akan dipulangkan sampai besok-besoknya pun enggak bakal disuruh keluar, katanya gitu," ujar SR.

Para korban masih menolak memberikan seluruh hartanya dan memberi tahu nomor PIN ATM yang diincar pelaku.

Perampok itu langsung melecehkan kedua perempuan secara seksual. SR dan RP refleks menangkis tangan mereka.

"Kepada saya dia bilang, 'diam enggak!'. Kemudian perut saya ditekan dengan gunting," kata SR.

"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.

3. Barang berharga dikuras

Menyerah, akhirnya SR dan RP pilih merelakan sejumlah barang berharga mereka berpindah tangan.

SR merelakan ponselnya dirampas beserta uang Rp 100.000 dari dompetnya serta kalung dan anting yang ia kenakan.

Sementara itu, RP kehilangan ponsel, uang Rp 500.000 di dompet, serta saldo ATM sebesar Rp 2,8 juta.

Namun demikian, barang lain yang dibawa dalam tas kedua perempuan itu tak digondol kabur.

4. Perampok simpati

Selama penyekapan, SR merasa ada tingkah yang janggal pada para perampok itu.

"Mereka itu penjahat kok kayak ada sisi baiknya," jelas dia.

"Pas saya bilang besok dinas pagi di rumah sakit, dia (perampok) malah bilang 'nanti kita antar sampai dekat rumah'," kata SR.

"Jadi kayak masih ada negosiasi. Makanya kita mikir, ini tuh apa sih? Kami enggak ngerti."

Para perampok, di akhir episode penyekapan itu, juga sempat menceramahi para korban dengan nasihat berbau agama.

Sebelumnya, perampok itu juga menghardik SR ketika bidan tersebut menyerukan nama Tuhan.

"Saya kayak pengin tertawa saat bapaknya bilang, 'kalian itu makanya sholat, berdoa. Ini jadinya kalian yang kena'," kenang SR.

5. Diongkosi pulang

Para perampok hendak menurunkan korbannya di Jalan Mayor Oking dekat Pasar Cibinong pada pukul 02.00 dini hari.

Jelang tiba di lokasi, simpati para perampok justru bertambah. Barang-barang dalam tas SR dan RP yang sempat digeledah kembali mereka masukkan ke dalam tas dan dipulangkan kepada 2 perempuan malang itu.

"(Barang-barang di tas) tidak akan diambil, semuanya nanti saya balikin, kecuali uang dan barang-barang berharga itu," lanjut SR menirukan ungkapan perampok itu.

"Di dompet itu, semua uang diambil, tapi kartu-kartunya dibalikin, Mas. Bahkan kartu ATM yang sempat dia gesek punya RP juga dibalikin lagi," kata dia seperti tak percaya.

Tak berhenti di situ, para perampok juga menyisakan Rp 150.000 dari duit yang mereka rampas sebagai bekal ongkos pulang bagi SR dan RP.

"Kebetulan kaki saya kan ada di kolong bangkunya, terus saya mau bangun kan susah. Terus, perampoknya malah tanya, 'bisa enggak? Sandalnya mana?'"

Para perampok itu malah yang merunduk dan merangkak mencari sandal bidan dan perawat itu di kolong jok.

"Ini, pakai, duduk yang rapi," ungkap SR menirukan adegan para perampok menyodorkan alas kaki kepada mereka yang kehabisan tenaga.

"Pas kita turun, dia langsung suruh kita jalan ke depan. Betul-betul disuruh jalan ke depan, karena di depan itu jalan raya," ujar SR.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/29/18505971/polisi-tangkap-2-tersangka-penyekap-perawat-dan-bidan-di-depok

Terkini Lainnya

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke