Salin Artikel

Kak Seto Minta Kementerian PPPA Evaluasi Predikat "Layak Anak" Kota Depok

"Yang memberikan (predikat layak anak) itu kan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ini juga bahan evaluasi dari kementerian yang menganugerahkan penghargaan itu," kata Kak Seto ketika dihubungi Jumat (10/7/2020) pagi.

Kota Depok tengah didera isu miring mengenai keselamatan anak. Persoalan itu bukan hanya soal anak-anak yang kerap menggelandang di jalanan untuk mengais rezeki dan sudah jadi wajah keseharian Kota Depok.

Belakangan, percobaan penculikan terhadap anak-anak mulai muncul di Depok. Dalam dua pekan, dua percobaan penculikan terjadi di Kecamatan Sukmajaya.

Upaya pertama bahkan sempat membuat empat anak diculik dan dibawa sampai ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sebelum anak-anak itu ditemukan polisi.

Kemudian, di Depok saat ini juga tengah bergulir kasus pencabulan terhadap puluhan anak-anak di salah satu gereja.

Tahun lalu, seorang remaja nyaris mengakhiri hidupnya karena depresi usai diperkosa dua  orang pria.

Semua kasus tersebut belum memasukkan daftar insiden tawuran antarpelajar yang sering pecah di Depok dan tak jarang memakan korban jiwa.

"Apalagi dalam situasi pandemi ini, kejahatan terhadap anak meningkat. Kekerasan terhadap anak juga. Ini juga mungkin berbagai permasalahan membuat orangtua stres dan tegang, ekonomi, sehingga kewaspadaan menjaga anak juga lemah," tambah Kak Seto.

"Kita semua harus mengevaluasi sejauh mana konsistensi penjagaan wilayah masing-masing untuk bisa betul-betul ramah anak," ujar Seto yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) tersebut.

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyampaikan, dalam setahun belakangan, pihaknya menerima 123 laporan pencabulan anak di Depok.

"Itu baru pencabulan, belum kekerasan dalam rumah tangga dan jenis eksploitasi anak lain. Ini yang jadi koreksi bagi kita semua karena 123 ini kasus yang dilaporkan, di hilir. Yang tidak ketahuan berapa banyak? Hulunya bagaimana?" ungkap Azis dalam sebuah acara yang difasilitasi Kak Seto di Bojonggede, 3 Juli 2020.

"Juga begal di sini anak muda semua. Itu gambaran, belum lagi seks komersial berkaitan dengan anak juga lumayan di sini. Capek kami tangkap dan sidiknya, apakah dibiarkan atau memang pergaulan. Ada umur 14 tahun, 15 tahun, sehari 4 kali melayani. Sangat memprihatikan," lanjut Azis dalam kesempatan itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/10/13110521/kak-seto-minta-kementerian-pppa-evaluasi-predikat-layak-anak-kota-depok

Terkini Lainnya

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke