Salin Artikel

3 Pilot Ditangkap karena Pakai Sabu, Alvin Lie: Pengawasan Masih Bolong-bolong

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Penerbangan, Alvin Lie mengkritik sistem pengawasan pilot terkait penyalahgunaan narkoba.

Pihak maskapai penerbangan selama ini hanya memeriksa kesehatan pilot bukan tentang penggunaan narkoba.

"Ini berarti sistem pengawasannya bolong-bolong banget. Kita juga nggak tau kapan pilotnya pakai narkoba," kata Alvin saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020) pagi.

Hal itu disampaikan Alvin merespons penangkapan tiga oknum pilot berinisial IP, DC, dan DSK terkait kasus narkoba.

Menurut polisi, ketiganya sudah memakai narkoba lebih dari tiga tahun.

Alvin menyebutkan, selama ini pengecekan harian untuk pilot hanya meliputi pengecekan darah, responsif, dan gejala-gejala yang mengancam kesehatan pilot.

Terkait pemeriksaan penggunaan narkoba, pengecekan dilakukan setiap enam bulan sekali.

"Pengecekan narkoba hanya musiman saja terutama Natal, Tahun Baru, dan momen tertentu saja," tambah Alvin.

Ia mengatakan, maskapai penerbangan harus bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk melakukan pemeriksaan rutin kepada pilot.

Kerja sama diperlukan karena pihak maskapai tak memiliki instrumen pengecekan narkoba.

"Kalau tidak kerja sama dengan BNN, itu (pengecekan narkoba) tidak bisa. Maskapai perlu kerja sama dengan BNN dengan uji narkoba acak. Di base op mana, juga di mana pilot dan awak kabin itu sering nginap. Ini bagian dari pengecekan keselamatan penerbangan," ujarnya.

Ia juga meminta pihak kepolisian untuk mengungkap bandar besar narkoba dalam kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu yang dilakukan oleh pilot.

Alvin mengatakan pihak kepolisian bisa bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk mengungkap jaringan pengedar narkoba di kalangan pilot.

"Segera secepatnya BNN masuk, hasilnya umumkan kepada publik. Yang sudah ditangkap diproses kepada hukum berlaku. Jangan berhenti ditangkap saja, juga pengembangannya seperti apa. Saya yakin kalau diungkap lebih lanjut, tidak sulit," kata Alvin

Alvin meminta pengungkapan kasus narkoba di kalangan pilot jangan berhenti di penangkapan pemakai dan bandar kecil.

Ia menyakini, pihak kepolisian dan BNN memiliki cara untuk mengungkap jaringan narkoba.

"Ini (kasus narkoba) ibaratnya MLM, hublink belum terungkap terutama yang bandar besar. Kalau ada kesungguhan, polisi pasti bisa mengungkap," ujar Alvin.

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Budi Sartono saat dihubungi Kompas.com, mengatakan pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba oleh pilot masih berlanjut.

Pihaknya masih mencari bandar besar yang memasok narkoba kepada pengedar sabu-sabu yang ditangkap.

Sebelumnya, Polres Jakarta Selatan menangkap empat orang pemakai sabu-sabu berinisial S, IP, DC, dan Dsk di Cipondoh, Tangerang, pada Senin (6/7/2020) pukul 18.00 WIB.

S adalah seorang karyawan swasta. Sementara, dua orang pilot maskapai penerbangan plat merah dan satu orang pilot maskapai swasta.

“Mereka saling mengenal. Ada yang terakhir yang baru landing, kita tangkap. Dari landing, kita amankan di kediamannya,” ujarnya.

Pihaknya mengamankan barang bukti berupa paket sabu-sabu seberat total 4 gram, satu paket sabu 0,96 gram, alat hisap, timbangan, korek, dan plastik klip.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, empat pelaku dikenakan pasal 114 ayat 1 Sub 112 sub 127 UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Para pelaku diancam dengan ancaman pidana maksimal 12 tahun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/13/10404761/3-pilot-ditangkap-karena-pakai-sabu-alvin-lie-pengawasan-masih-bolong

Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke