Salin Artikel

Ini Komentar Idris dan Pradi soal Pecah Kongsi di Pilkada Depok 2020

Sebagai informasi, Idris dan Pradi kemungkinan besar akan pecah kongsi pada Pilkada Depok 2020 nanti.

Idris mengaku akan diusung oleh PKS jelang periode keduanya sebagai wali kota Depok, namun saat ini masih mencari nama calon wakilnya.

Sementara itu, Pradi menunggu restu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra untuk berkoalisi dengan PDI-P yang sudah lebih dulu menerbitkan surat rekomendasi bagi Pradi menjadi calon wali kota.

Sejak November 2019, Pradi sudah mengikuti penjaringan internal Gerindra sebagai bakal calon Wali Kota Depok menggantikan Idris.

Kepada awak media, Idris dan Pradi yang diwawancarai berbarengan mengaku berat hati untuk bercerai.

"Hati kecil kita, kalau sudah punya keluarga, sudah enak, sudah nyaman, ya, kalau berpisah berat lah," ujar Idris kepada wartawan.

"Dia (Pradi) masih ragu. Tadi selama sidang, dia bilang berat sebenarnya. Cuma saya bilang, ini karena Abang selingkuh," kata dia bergurau.

Sementara itu, Pradi mengakui bahwa hubungannya dengan Idris selama hampir 5 tahun memerintah bersama tak selalu mulus.

Ia mengakui bahwa dirinya ada di bawah tekanan partai yang ingin segera memulai penjaringan bakal calon kandidat di Pilkada Depok 2020.

"Rumah tangga memang begitu, pasang surut, tapi muaranya sama pengin membuat Depok jauh lebih baik," kata Pradi.

"Ini kan proses yang memakan energi ya seperti ini. Apalagi saya sebagai Ketua (Dewan Pimpinan Cabang) partai (Gerindra Depok) tentunya diminta progres kegiatan dalam limit waktu yang begitu sempit," jelasnya.

Sementara itu, Idris mengakui bahwa ia memang 99 persen hampir pasti pecah kongsi dengan Pradi lantaran diusung PKS.

Akan tetapi, secara retoris ia menyampaikan bahwa situasi masih bisa berubah sewaktu-waktu, sebelum Idris dan Pradi sama-sama mendaftarkan diri sebagai calon walikota Depok ke KPU.

"Bisa saja balik lagi PKS sama Gerindra, kita tidak tahu. Masih sangat mungkin," ujar Idris.

"Kalau 99 persen tapi 1 persen tidak jadi, ya tidak jadi 100 persen. Walaupun cuma 1 persen, termasuk juga (peluang kembali koalisi denhan) Gerindra," tambahnya.

"Perceraian itu adalah solusi terakhir kalau sudah mentok. Jangan gara-gara piring pecah, cerai, jangan. Jangan gara-gara provokasi dari luar, bisik-bisik isu gosip terus cerai, jangan. Saya belajar dari situ. Jadi tolong pertimbangkan, Bang," seloroh Idris kepada Pradi.

Pada Pilkada Depok 2015, Idris diusung menjadi calon wali kota menggantikan kader PKS Nur Mahmudi Ismail yang kelak terjerat kasus korupsi pengadaan jalan.

Idris merupakan kalangan nonpartai yang lekat dengan citra pendakwah, dekat dengan PKS, serta sudah mendampingi Nur Mahmudi sebagai wakil wali kota pada periode sebelumnya.

PKS menjadi pengusung utama pasangan Idris-Pradi. Pasangan ini berhadapan dengan pasangan Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi yang diusung PDI-P dan Golkar.

Idris-Pradi berhasil menang telak dengan perolehan 411.367 atau 61,91 persen suara, menundukkan pasangan Dimas-Babai yang hanya meraup 253.086 atau 38,09 persen suara.

Setelah menjabat, hubungan antara Idris dengan Pradi tak begitu intim.

Renggangnya hubungan Idris dengan Pradi juga "didukung" makin jauhnya relasi PKS dengan Gerindra selama menjalankan pemerintahan.

Pihak Gerindra menganggap bahwa dalam pembuatan keputusan, partai besutan Prabowo Subianto itu kerap tidak dilibatkan, termasuk Pradi Supriatna sebagai wakil wali kota.

Teranyar, Pradi tak dimasukkan oleh Idris ke dalam jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok yang berisi pejabat-pejabat di Pemkot Depok.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/23/16494381/ini-komentar-idris-dan-pradi-soal-pecah-kongsi-di-pilkada-depok-2020

Terkini Lainnya

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke