Salin Artikel

Pasang Wifi untuk Belajar Siswa Kurang Mampu, F-PAN Minta Pemprov DKI Lakukan Hal yang Sama

Zita berujar, dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta yang besar apalagi termasuk untuk anggaran Covid-19 seharusnya bisa menyediakan wifi bagi anak-anak kurang mampu.

"Pemprov DKI APBD-nya besar, bisa 1 RT 1. Kan ada diskominfotik, itu tau loh RT mana yang enggak ada internet. Kalau tahu, segera pasangkan akses internet dan juga buka kantor-kantor pemerintah, Kelurahan, RPTRA, lapangan-lapangan, kantor-kantor wajib sediakan wifi gratis untuk anak-anak sekolah. Jangan persulit yang miskin makin miskin," ucap Zita, Rabu (5/8/2020).

Fraksi PAN DPRD DKI pun saat ini sudah memasang wifi gratis di sejumlah RT di Kelurahan Kosambi, Kelurahan Semanan, dan Kelurahan Kamal Jakarta Barat untuk membantu siswa yang belajar dari rumah.

Tujuh titik tersebut yakni di RW 001, 004, 006, dan 014 Kelurahan Duri Kosambi, RW 01 dan 007 Kelurahan Semanan, dan RW 009 di Kelurahan Kamal.

"Jadi kita juga sekalian mencontohkan bahwa bisa loh inovasi pendidikan. Karena sekolah tutup, datangkan sekolah ke anak-anak. Sediakan wifi gratis satu RT, satu hotspot, kan bisa. Satu RT bisa nampung 20 sampai 30 anak, dia belajar, ada wifi gratis, ada pembimbingnya juga di sana," kata dia.

Menurut Zita, nantinya penggunaan wifi tersebut harus bergantian dan dibagi dalam dua sif. Pembelajaran bakal diawasi oleh Ketua RW, Ketua RT, dibantu oleh orangtua.

"Misalnya 1 sif 15 anak. Kalau pagi sudah, sif sore. Jadi semua bisa dapat di RT itu. Enggak ada alasan lagi sekolah tutup. Ada loh solusi lain kalau sekolah tutup," tutur dia.

Sementara itu, Anggota Fraksi PAN DPRD DKI Lukmanul Hakim selaku anggota yang membiayai pemasangan wifi tersebut mengatakan.

Ia memang menerima banyak aduan dari konstituennya karena tak sanggup membeli paket data internet.

Apalagi, wilayah tersebut tergolong wilayah dengan mayoritas warga berpenghasilan rendah.

"Daerah kumuh saja provider  Telkom dia punya jaringan dia masuk. Artinya apa? Artinya tidak ada kata-kata bagi nasional maupun Pemprov DKI untuk tidak ada tidak memasang wifi ke pos RT pos RW dan RPTRA di lingkungan tersebut," kata dia.

Hakim mengaku mengeluarkan anggaran Rp 400.000 per bulan untuk pemasangan wifi di satu titik.

"Pemasangan ini lebih kurang sebulannya Rp 400.000. Karena di sini enggak mungkin kita pasang gede nanti anak anaknya kumpul terlalu banyak ini kita batasi arena hanya untuk jam belajar," tambah Hakim.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/05/14500391/pasang-wifi-untuk-belajar-siswa-kurang-mampu-f-pan-minta-pemprov-dki

Terkini Lainnya

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Pigura, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Alasan Warga Masih 'Numpang' KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Alasan Warga Masih "Numpang" KTP DKI: Saya Lebih Pilih Pendidikan Anak di Jakarta

Megapolitan
Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Usai Videonya Viral, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Buang Pelat Palsu TNI ke Sungai di Lembang

Megapolitan
NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

NIK-nya Dinonaktifkan karena Tak Lagi Berdomisili di Ibu Kota, Warga: Saya Enggak Tahu Ada Informasi Ini

Megapolitan
Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Remaja yang Dianiaya Mantan Sang Pacar di Koja Alami Memar dan Luka-luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke