Salin Artikel

Pemkot Tangerang: Gelombang PHK Picu KDRT pada Masa Pandemi Covid-19

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, Irna Rudiana mengatakan gelombang PHK menjadi pemicu maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Tangerang.

"Banyak pengaduan (KDRT) ke saya terutama itu keluhannya suami di-PHK," kata Irna saat dihubungi melalui telepon, Rabu (5/8/2020).

Irna menjabarkan dari 21 kasus kekerasan perempuan di masa pandemi Covid-19, terdapat 10 kasus KDRT yang dipicu masalah ekonomi.

Selain itu, beberapa kasus tercatat seperti kekerasan fisik 1 kasus, kekerasan psikis 4 kasus, kekerasan seksual 3 kasus, penelantaran 1 kasus, hak asuh 1 kasus, dan lainnya 1 kasus.

Irna mengatakan faktor ekonomi dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) memang menjadi aduan yang paling tinggi di masa pandemi Covid-19 untuk kategori KDRT.

Irna menjelaskan, banyak suami atau pimpinan keluarga belum siap secara psikis untuk tidak mendapat penghasilan karena gelombang PHK.

Belum lagi dituntut beban ekonomi keluarga sehingga menyebabkan kasus KDRT meningkat.

"Karena memang kehilangan pekerjaan kan pusing juga," kata dia.

Pemerintah sendiri hanya bisa memberikan bantuan sesekali dan tidak bisa menanggung semua kebutuhan masyarakatnya.

"Pemerintah mungkin menyediakan bantuan tidak rutin juga. Memang ini jadi dilema ya," kata Irna.

Seperti diketahui data terakhir dari Disnaker Kota Tangerang Juli lalu, gelombang PHK di Kota Tangerang tercatat sebanyak 8.282 karyawan dari 73 perusahaan.

"Dengan jumlah yang terdampak karyawannya ada 8.282. Jadi 6.311 yang di-PHK dengan 1.971 yang dirumahkan," ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang Rachmasyah Juli lalu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/05/17080331/pemkot-tangerang-gelombang-phk-picu-kdrt-pada-masa-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke