Sedangkan perekonomian Indonesia di kuartal II ini turun 5,32 persen dibanding tahun lalu.
Menurut dia, sejak awal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memperkirakan ekonomi Jakarta akan turun sangat dalam.
"Sejak awal memang diperkirakan ekonomi Jakarta akan turun lebih dalam daripada Nasional di saat krisis, namun juga diperkirakan bahwa saat wabah terkendali maka ekonomi Jakarta termasuk yang akan rebound paling cepat, Insya Allah," ucap Anies dalam akun Facebooknya, Kamis (6/8/2020).
Penurunan ekonomi, kata dia, merupakan hal yang wajar karena Jakarta maupun Indonesia sedang menghadapi tantangan besar.
"Sebabnya adalah krisis kesehatan, dampaknya adalah krisis ekonomi. Maka, kita harus disiplin membereskan sumber masalahnya, yaitu pandemi Covid-19," tutur dia.
Ia mengatakan, untuk saat ini tugas Pemprov DKI Jakarta adalah membereskan Covid-19 agar ekonomi juga bisa kembali bangkit.
Masyarakat diminta membantu dengan menjalankan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
"Kapan pun, saling mengingatkan untuk disiplin. Lalu Pemprov kerjakan 3T (testing, tracing, treatment), serta peningkatan kapasitas RS dan penegakan aturan pembatasan sosial, juga perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan," kata dia.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebutkan, turunnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan pandemi Covid-19 terutama penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"PSBB hampir menghentikan seluruh aktivitas masyarakat dan berdampak demikian besar pada kinerja ekonomi, bahkan merambah hingga kegiatan sosial. Pada triwulan II Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jakarta kontraksi minus 8,22 persen," tulis BPS seperti dikutip dalam situs web resmi jakarta.bps.go.id.
Turunnya pertumbuhan ekonomi tersebut pun disebut sebagai yang terendah dalam 10 tahun terakhir.
BPS menjelaskan, pariwisata menjadi sektor yang pertama kali terdampak atas kebijakan PSBB. Hal ini terlihat dari nilai tambah sektor hotel, restoran, transportasi, dan jasa lainnya yang turun sangat dalam.
Setelah itu diikuti oleh sektor industri pengolahan dan konstruksi yang juga turut mengalami kontraksi.
Melemahnya kinerja pada sektor-sektor tersebut berimbas pada turunnya kinerja sektor perdagangan. Hal tersebut dikarenakan turunnya permintaan bahan baku dan penolong.
"Penurunan kinerja perekonomian tersebut telah melemahkan daya beli masyarakat dan menyebabkan menurunnya konsumsi rumah tangga. Tingkat inflasi yang terkendali dengan baik tidak cukup mampu mengimbangi penurunan pendapatan masyarakat, sehingga pengeluaran konsumsi rumah tangga terkontraksi cukup dalam sebesar minus 5,23 persen dan tidak mampu lagi menjadi penggerak perekonomian Jakarta," jelas BPS.
Kemudian, melemahnya permintaan secara total membuat pelaku usaha untuk menunda investasi.
Selain itu, tekanan terhadap perekonomian DKI Jakarta juga datang dari luar terkait menurunnya arus barang dan jasa yang keluar masuk Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/06/13123681/ekonomi-jakarta-turun-822-persen-ini-komentar-anies