Salin Artikel

Polemik Pasar Mayestik, Pasar Jaya Diminta Tidak Tutupi Informasi Pedagang Terpapar Covid-19

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak meminta agar Perumda Pasar Jaya tidak menutupi informasi pedagang yang terkena Covid-19.

Hal ini menanggapi sikap Pasar Jaya yang sempat membantah meninggalnya pedagang Pasar Mayestik, Jakarta Selatan karena virus corona.

Pasar Jaya kemudian meralat pernyataannya dan membenarkan hal tersebut.

"Kami harapkan, Pemprov DKI dalam spirit kepemimpinan Gubernur Pak Anies ini, agar tidak menutupi persoalan Covid-19 ini. Dan kita enggak perlu menutupi itu karena itu kontraproduktif. Jangankan provinsi, ini kan pandemi meluas secara global, belum ada satu negara pun yang tamat mampu menyelesaikan persoalan ini," ucap Johnny saat dihubungi, Senin (10/8/2020).

Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta ini menduga Perumda Pasar Jaya menutupi data tersebut karena tidak ingin konsumen menurun.

"Ini kadang-kadang mungkin Pasar Jaya pemimpinnya mungkin takut ya bawa yang ada di situ ya dia takut dia mendapat semacam punishment dari yang di atas. Takut konsumennya juga menurun," kata dia.

Menurut dia, dengan membuka data pedagang yang terpapar Covid-19 di pasar, justru memberikan peringatan kepada masyarakat bahwa virus tersebut masih ada.

Sehingga masyarakat bisa lebih hati-hati dan melindungi diri dengan protokol kesehatan.

"Dengan kita buka maka menjadi pewartaan juga bahwa fakta virus itu masih ada di sekitar kita, semua kena, apalagi sampe meninggal. Kalau terbuka kan semacam warning ke masyarakat DKI bahwa covid ada di sekitar kita. Jangan sampai anggap enteng, sehingga protokol 3M itu jangan kita abaikan," jelasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah pesan disebutkan bahwa seorang pedagang yang berjualan kotak hantaran di lantai dasar Pasar Mayestik telah terpapar Covid-19.

Pedagang tersebut disebut sedang dirawat di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat beserta keluarganya.

Pesan tersebut lantas dibantah oleh Perumda Pasar Jaya. Arief bahkan menyebutkan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

"Kita jelaskan informasi tersebut adalah hoaks dan kita minta masyarakat tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar,” ujar Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020) siang.

Pedagang di Pasar Mayestik memang ada yang meninggal. Namun, pedagang bernama Nadin tersebut meninggal karena jantung.

Sementara itu, pihak keluarga salah satu pedagang di Pasar Mayestik membantah pernyataan Pasar Jaya yang menyebut pedagang bernama Nadin meninggal dunia karena penyakit jantung.

Sebagai informasi, Nadin sejatinya adalah nama sebuah toko yang bernama lengkap "Nadin Collection". Sementara pedagang di toko tersebut bernama Anismar Alnur.

Hal tersebut dikatakan salah satu keluarga almarhumah Anismar, Syntha, saat dihubungi pada Sabtu (8/8/2020).

"Itu saya bingung kok di berita kabarnya (meninggal) karena penyakit jantung, bukan karena Covid. Itu juga kita bertanya, 'Kok diberitakan kayak begini'," kata dia saat dikonfirmasi.

Perumda Pasar Jaya pun akhirnya mengakui bahwa salah seorang pedagang di pasar mereka benar terpapar virus yang telah menginfeksi jutaan manusia dunia ini. Menurut Kepala Pasar Mayestik, pihaknya tidak bermaksud menutupi kejadian ini melainkan hanya miskomunikasi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/10/22412081/polemik-pasar-mayestik-pasar-jaya-diminta-tidak-tutupi-informasi-pedagang

Terkini Lainnya

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke