JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan proyek MRT fase 2A merupakan bagian dari pemulihan ekonomi.
Menurut dia, pada tahun ini pengerjaan proyek MRT Jakarta bakal menyerap anggaran Rp 1,55 triliun.
"Kita merupakan bagian dari pemulihan ekonomi pentingnya proyek ini berjalan karena ini dirasakan masyarakat secara langsung. Ini ekonomi riil yang dirasakan masyarakat secara langsung tahun ini kita akan menyerap Rp 1,55 triliun itu di CP 201 saja," ucap William di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (11/8/2020).
Pada pengerjaan proyek Fase 2A, MRT Jakarta mempekerjakan 365 pekerja yang artinya juga membantu ekonomi para pekerja tersebut.
"Ada 365 tenaga kerja yang otomatis bisa membantu ekonomi keluarga," tuturnya.
Lalu untuk pengerjaan proyek MRT pada tahun 2021 bakal mempekerjakan 1.295 tenaga kerja. Untuk penyerapan di tahun 2021 ditargetkan sebesar Rp 3,59 triliun.
"Rp 3,59 triliun akan bertambah tenaga kerjanya, 1.295 tenaga kerja. Kita secara serius garap proyek ini meski Covid-19. Konsekuensinya seluruh protokol kesehatan kita terapkan secara serius agar manfaat ekonomi bisa dinikmati secara maksimal," jelas William.
Diketahui, MRT fase 2A rute Bundaran HI-Kota sepanjang 5,8 kilometer akan memiliki tujuh stasiun bawah tanah, yakni Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Kedalaman stasiun mulai dari 17 meter hingga 36 meter.
Fase 2A ini telah dibangun sejak Maret 2020 lalu dimulai dengan paket CP201, yakni konstruksi Stasiun Sarinah, Stasiun Monas, dan pekerjaan terowongan.
MRT Fase 2A pun ditargetkan bakal beroperasi pada 2025.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/11/22372051/dirut-sebut-pengerjaan-mrt-fase-2a-bagian-dari-pemulihan-ekonomi