Salin Artikel

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Ragu Struktur Bata di Stasiun Bekasi Bekas Markas Jepang

Sebagai informasi, struktur bata yang diduga cagar budaya itu ditemukan di bawah tanah saat mengerjakan proyek pembangunan double double track ( DDT) atau rel dwi ganda di Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.

“Kalau markas pembataiannya tentara Jepang bukan di situ. Bukan di stasiunnya. Saya melakukan penelitian pertama secara akademis pembunuhan tentara Jepang Itu kejadiannya pada 19 Oktober 1945,” ujar Ali saat dihubungi, Selasa (11/8/2020).

Ali mengatakan, markas peninggalan Jepang tidak ada di stasiun Bekasi.

Sebab saat itu tentara Jepang tewas dalam pembantaian di tepi Kali Bekasi. Usai dibantai di tepi Kali Bekasi, jenazah tentara Jepang itu langsung dibuang ke Kali Bekasi. Sehingga kecil kemungkinan, dahulunya di stasiun ada markas peninggalan Jepang.

Sejarawan ini menceritakan, pembantaian tentara Jepang terjadi ketika pejuang Bekasi mendapat informasi ada kereta dari Stasiun Jatinegara mengangkut 90 personel angkatan laut Jepang yang hendak melintas di Stasiun Bekasi.

“Rencananya tentara Jepang yang telah menyerah itu akan dibawa ke lapangan terbang Kalijati, Subang, untuk selanjutnya dipulangkan ke Jepang dan menyelesaikan masalah,” kata dia.

Alih-alih membiarkan kereta api tersebut melintas di Stasiun Bekasi, pejuang Bekasi malah memerintahkan Kepala Stasiun Bekasi agar mengalihkan jalur pelintasan kereta api dari jalur dua ke jalur satu yang merupakan jalur buntu yang biasanya dijadikan tempat parkir kereta.

Saat itu kereta akhirnya berhenti di rel buntu, rakyat dan pejuang Bekasi langsung melakukan pengepungan.

Suasana saat itu sangat mencekam. Apalagi ketika Letnan Dua Zakaria dan beberapa pengawalnya baik ke atas kereta api untuk menanyakan ke tentara Jepang terkait surat izin dari Pemerintah Republik Indonesia.

“Mereka menunjukkan surat jalan dari Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo yang dibubuhi tanda tangan Presiden Sukarno,” tambah Ali.

Sayangnya, di tengah pemeriksaan, tiba-tiba saja seorang prajurit melepaskan tembakan dari arah salah satu gerbong tersebut.

Tembakan itu menjadi tanda agar rakyat dan pejuang Bekasi menyerbu tentara Jepang. Terjadilah pembantaian terhadap tentara Jepang kala itu.

Rakyat dan pejuang Bekasi berhasil merampas barang-barang di kereta tersebut, berikut dengan senjata yang ada. Sekira 90 tawanan dari kereta itu dibawa ke gedung belakang Stasiun Bekasi.

Usai berembuk, rakyat dan pejuang Bekasi langsung menggiring tawanan Jepang itu ke tepi Kali Bekasi.

Satu per satu tentara itu harus disembelih dan mayatnya dibuang ke sungai. Warna Kali Bekasi pun berubah menjadi lautan merah karena banyaknya darah yang keluar dari serdadu Jepang itu.

Berdasar cerita itu, Ali meyakini tak ada markas Jepang di Stasiun Bekasi.

Struktur bata itu, kata Ali, bisa jadi gorong-gorong peninggalan Belanda.

Meski tak punya bukti kuat untuk membuktikan bahwa struktur bata tersebut adalah gorong-gorong, Ali tetap bersikeras bahwa dahulunya tentara Jepang dibantai di Kali Bekasi

“Saya ingin membantah saja kalau itu disebut lokasi pembantaian tentara Jepang karena di Kali Bekasi. Jadi tentang apa bentuknya bagaimana ini tentu tim cagar budaya belum berani menyimpulkan itu,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/12/08230111/ketua-tim-ahli-cagar-budaya-ragu-struktur-bata-di-stasiun-bekasi-bekas

Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke