Tatkala warga lainnya mulai beristirahat, musibah justru menimpa. Langit malam di Duri Selatan mendadak menjadi merah menyala.
Puluhan mobil pemadam kebakaran langsung mendatangi lokasi, mencoba menjinakkan api yang melahap satu per satu rumah warga.
Kasieops Damkar Jakarta Barat Eko Sumarno mengatakan, kebakaran pertama kali diketahui sekitar pukul 20.00 WIB.
Kurang lebih delapan jam pasukan pemadam kebakaran harus berjibaku dengan si jago merah.
Permukiman yang terlalu rapat membuat api merambat begitu cepatnya. Rumah dan kios warga di RT 001, 002, 003, 005 dan 010 di RW 005 Kelurahan Duri Selatan hangus terbakar.
"Data sementara, total ada 382 kepala keluarga dengan 987 jiwa yang harus mengungsi akibat musibah ini," kata Eko saat dikonfirmasi Rabu (12/8/2020).
Berdasarkan informasi awal, muncul dugaan bahwa kebakaran disebabkan oleh korsleting arus listrik.
Namun, setelah ditelusuri aparat kelurahan Duri Selatan, kebakaran terjadi akibat ledakan kompor di salah satu rumah warga.
"Keterangan saksi yang dipercaya itu berasal dari kompor yang apinya tiba-tiba membesar," kata Lurah Duri Selatan M Ghufri Fatchani.
Aparat Kelurahan Duri Selatan dibantu berbagai instansi menyediakan empat tenda besar bagi ratusan warga yamg kehilangan tempat tibggal akibat kebakaran tersebut.
"Yang kita siapkan itu cukup untuk 500-an warga, tapi kita belum tahu pasti berapa yang akan mengungsi karena sebagian ada juga yang ke rumah saudara," kata Ghufri.
Ghufri berujar, empat tenda itu berada di sekitar lokasi kebakaran, sehingga memudahkan warga jika ingin mengecek barang yang tersisa dari puing-puing.
Sementara itu, untuk keperluan sehari-hari, bantuan dari berbagai instansi telah diterima langsung oleh para pengungsi.
"Pagi ini sudah ada bantuan makanan siap saji dari Baznaz, lalu siang hari kita dapat dari Sudinsos Jakarta Barat dan sore ini dari PMI. Selain itu ada bantuan keperluan sehari-hari dari instansi lain," ujar Ghufri.
Mereka juga berencana mendirikan dapur umum apabila bantuan makanan siap saji sulit mulai berkurang nantinya.
Upayakan agar tak terjadi klaster Covid-19
Ghufri Fatchani mengatakan, meski jumlah pengungsi cukup banyak, aparat berusaha tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi di tenda kita beri jarak sekitar satu meter setiap KK. Sebagai penanda kita pasang matras dengan jarak," kata Gufri.
Petugas juga memasang tempat cuci tangan dilengkapi sabun di lokasi pengungsian agar warga bisa memanfaatkannya.
Lalu aparat kekurahan Duri Selatan juga telah mendapat bantuan masker dari berbagai instansi untuk digunakan warga selma mengungsi.
"Itu ada bantuan darI PMI masker, kemudian dari CSR perusahaan juga ada masker, jadi kita tetap bisa melaksanakan 3M," ucap Ghufri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/13/08064941/fakta-ledakan-kompor-yang-sebabkan-musibah-kebakaran-3-rt-di-tambora