PSBB transisi awalnya diberlakukan 5 Juni hingga 2 Juli 2020. Kemudian, Pemprov DKI memutuskan memperpanjang masa PSBB transisi selama 14 hari hingga 16 Juli.
Perpanjangan PSBB transisi dilakukan setelah Pemprov DKI melihat skor indikator pelonggaran.
PSBB transisi kembali diperpanjang sebanyak dua kali, masing-masing selama dua pekan, terhitung mulai 17 Juli sampai 30 Juli 2020 dan mulai 31 Juli hingga 13 Agustus 2020.
Namun setelah beberapa kali melewati perpanjangan PSBB transisi, angka penyebaran Covid-19 di Jakarta masih tinggi.
Warga melihat PSBB transisi Jakarta bukan memberikan dampak baik, melainkan memperburuk kondisi pandemi Covid-19.
Ilham (31), warga Cibubur, Jakarta Timur menilai PSBB transisi harus diperpanjang.
"Kalau begini mah harus diperpanjang lagi. Coba saja kalau dilihat di peta Covid Pemprov, hampir semua kecamatan zona merah," kata dia kepada Kompas.com.
Dia tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah atas kondisi ini. Menurut dia, warga juga masih kurang kesadaran akan bahaya Covid-19.
Seperti di lingkungan rumahnya, kata Ilham, masih banyak remaja hingga orang tua yang tidak pakai masker ketika beraktivitas di luar rumah.
"Makanya itu, percuma PSBB dilonggarin kalau masyarakat kurang kesadaran. Pakai masker saja malas," ucap dia.
Begitu juga dengan Anas (27). Dia menilai, PSBB transisi layak diperpanjang. Bahkan seharusnya pemerintah kembali memberlakukan PSBB penuh seperti sebelumnya.
"Kalau perlu mah PSBB lagi aja seperti awal. Semua ditutup. Soalnya kalau menurut saya kondisi kita tidak layak untuk masuk ke era transisi," kata dia.
Di masa transisi ini, lanjut Anas, warga malah memanfaatkan kelonggaran yang diberi pemerintah untuk jalan-jalan atau melakukan hal tidak urgen di luar rumah.
Tidak hanya itu, beberapa fasilitas umum jadi ramai dan berpotensi jadi tempat penyebaran Covid-19.
"Coba lihat kemarin di Stasiun Bogor, banyak banget yang berkumpul di situ. Di beberapa stasiun juga ada yang desak-desakan. Jadi ini malah memperburuk," kata dia.
Senada disampaikan Gideon Hutauruk (25). Ia setuju PSBB diperpanjang.
Bahkan, dia menyarankan pemerintah kembali menutup semua pusat perbelanjaan, taman rekreasi, hingga restoran.
Dia menilai, pelonggaran PSBB di Jakarta seakan menjadi kesempatan bagi warga untuk kembali bertamasya tanpa memikirkan protokol kesehatan.
"Seakan kalau semua dibuka, masyarakat yakin kalau sudah pasti aman. Sebenarnya kan belum tentu. Tergantung kitanya patuhi protokol kesehatan enggak?" tambah dia.
"Terus tempat makan juga kalau perlu terima take away aja. Sekarang malah banyak anak muda nongkrong-nongkrong enggak pakai masker pula," terang dia.
Jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta berada di angka yang tinggi setiap harinya. Pada Rabu (12/8/2020) kemarin, penambahan kasus positif sebanyak 578 kasus.
Secara akumulatif, jumlah pasien positif sampai hari ini sebanyak 27.242 kasus. Bahkan tak ada zona hijau atau wilayah dengan 0 kasus Covid-19 di wilayah Ibu Kota.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk kembali memperpanjang masa PSBB transisi.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang akrab disapa Ariza mengatakan, PSBB transisi akan diperpanjang 14 hari.
Ariza mengemukakan, pertimbangan untuk memperpanjang PSBB transisi adalah karena masih tingginya kasus positif Covid-19 di Jakarta.
Menurut dia, pengawasan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan akan semakin diperketat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/13/10514141/psbb-transisi-dinilai-memperburuk-pandemi-covid-19-warga-kembali-ke-awal