Salin Artikel

Cerita Jurnalis Foto, Kerja Berdampingan dengan Covid-19...

Foto kerap kali dijadikan sebagai bukti atau validasi dari suatu peristiwa yang informasinya disebar luaskan.

Hal ini lah yang menjadikan peran penting jurnalis foto.

Namun, tahun ini menjadi salah satu tahun terberat bagi profesi jurnalis foto. Mereka harus bekerja menghadapi sesuatu yang tak kasat mata, yaitu Covid-19.

Tatkala orang harus menghindari titik-titik penularan, mereka justru mendekat. Saat warga diminta untuk bekerja di rumah, mereka harus ke lapangan.

Semua itu dilakukan demi karya visual jurnalistik.

Berani karena patuh

Kristianto Purnomo merupakan salah satu pewarta foto yang harus bekerja berdampingan bersama virus corona ini. Ia merupakan fotografer dari Kompas.com.

Sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan di Indonesia, ia langsung berjibaku meliput terkait virus Corona ini.

Bertemu dengan pasien positif, datangi zona merah, keluar masuk rumah sakit covid-19 merupakan keseharian pria yang biasa disapa Kape ini.

Meski setiap harinya melalui kondisi rawan, Kape mengaku tidak takut terinfeksi virus Corona.

"Kalau aku pribadi enggak takut terinfeksi," kata Kape.

Ia tidak takut bekerja di lapangan karena disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Mulai dari penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Misalnya pakai masker, kalau mulai masuk rumah sakit enggak bisa pakai masker biasa, harus N95," ucap Kape.

Bahkan, ia tak segan-segan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap yang sangat panas demi mendapatkan materi foto.

Apabila sedang di lokasi liputan yang berada di daerah infeksius, Kape harus menahan dirinya untuk tidak memegang satu pun benda di lokasi tersebut.

Ia juga tak boleh sembarang meletakkan perlengkapan liputan seperti kamera di sembarang tempat saat berada di lokasi yang rawan penularan.

Hand sanitizer juga selalu disiapkan di tas. Cairan tersebut berperan sangat vital untuk membersihkan bakteri setelah menyentuh sesuatu.

Hal serupa juga dilakukan oleh jurnalis foto Kompas.id Rony Ariyanto Nugroho. Menjalankan protokol kesehatan wajib di masa pandemi ini.

Bahkan, ketika fase-fase awal Covid-19 di Indonesia, ia telah menerapkan protokol kesehatan tersebut.

"Konsekuensi pekerjaan saya sadar, saya harus ke lapangan, tapi itu bagaimana caranya supaya saya aman. Nah di awal saya cari informasi selengkapnya tentang Covid-19 dan bagaimana menghindarinya," kata Rony.

Di lapangan, ia sebisa mungkin memosisikan diri di tempat yang aman dan menghindari kontak dengan orang ataupun benda yang berisiko.

Berbagai ritual setelah liputan selalu ia lakukan, mulai dari mandi sepulang liputan, hingga rutin membersihkan perlengkapan.

"Saya biasa semprot disinfektan dan air cuka, karena kan air cuka juga bagus untung menghilangkan kuman," ujar Rony.

Ia juga rajin mengonsumsi multivitamin dan makanan bergizi untuk meningkatkan antibodi di dalam tubuh.

Rela rapid test berkali-kali

Meski secara pribadi tidak takut terinfeksi, namun Kape tetap khawatir terhadap kesehatan keluarganya.

Ia khawatir menjadi pembawa virus yang bisa menularkan ke anak istrinya di rumah.

"Kemaren aku berinteraksi dengan pasien positif, itu bukan aku yang ku khawatirkan tapi keluarga sama anak-anak ku. Karena secara mental mungkin aku siap, cuma enggak bisa tahu mental anak dan istriku. Cuma itu yang aku khawatirkan," tutur Kape.

Oleh karena itu, Kape mengaku tak segan untuk mandi berulang kali sebelum bertemu dengan istri dan si buah hati demi menjaga mereka terbebas dari covid-19.

Hal lain yang ia lakukan adalah berulang kali ikut rapid test dan swab test.

"Minggu ini aja aku rapid sekali, swab sekali, tadi pagi cerology. Padahal aku baru rapid dan swab minggu kemarin, tapi karena ada cerologi gratis aku ambil," kata Kape.

Menurut dia, dengan mengikuti test tersebut secara rutin, ia bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatannya.

Untungnya, belakangan banyak pihak menawarkan rapid test dan swab test gratis, terutama bagi kalangan jurnalis.

Atur strategi agar tak tertular

Belakangan, muncil klaster-klaster penyebaran covid-19 yang menginfeksi jurnalis dari berbagai media.

Hal ini tentu mengkhawatirkan lantaran pekerjaan media yang selalu bersinggungan satu sama lain.

Namun, Kape memiliki beberapa strategi untuk menghindari dirinya terpapar covid-19.

Strategi pertama dengan melakukan tracing terhadap riwayat kontak dari jurnalis yang terinfeksi.

"Si A B C kenaknya di mana, oh kira-kira di sini, ketemunya sama siapa aja, oh mereka ketemu udah swab semua. Kalau ada kontak tapi belum swab nah kita hindari karena ada juga yang merasa sehat, enggak apa-apa. Tapi mau gak mau, suka enggak suka kita harus enggak ketemu dulu sama orangnya yang kita enggak tahu pemeriksaannya," jelas dia.

Selain itu, ia juga sering kali memilih liputan di lokasi yang tak banyak wartawan lainnya. Kalau pun banyak wartawan, ia menghindari kerumunan.

"Karena virus ini berbeda dengan waktu kita liputan kerusuhan, ada batu terlihat bisa kita hindari, kalau virus ini tidak terlihat," kata Kape

Serang psikologis jurnalis foto

Sebagai seorang jurnalis, tak ada pilihan untuk selalu mencari informasi terbaru tentang Covid-19.

Namun, semakin banyak informasi yang didapat kerap kali justru menyerang psikologis seorang jurnalis.

Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Rony. Namun, tuntutan pekerjaan menbuat dia harus mengatasi masalah ini.

"Salah satu caranya melihat indikator tentang gejala. Selama enggak ngerasa ada gejala, ya itu cukup menenangkan," ujar Rony.

Selain itu, rutin melaksanakan pengetesan secara laboratorium termasuk upaya untuk memperbaiki kondosi mental selama pandemi.

Komunikasi yang baik dengan kantor pun sangat bermanfaat. Dengan mengetahui bahwa kantor peduli terhadap karyawannya tentu dapat menciptakan perasaan positif.

"Kantor juga selalu menyampaikan yang paling utama itu kesehatan dan keselamatan. Jadi ada saling pengertian di sana," ujar Rony.

Harapan dari jurnalis

"Tugas jurnalis itu berat, apa lagi yang harus tetap ke lapangan, ada jurnalis yang enggak bisa kerja dari rumah," kata Kape.

Ia berharap, perusahaan media bisa memberi proteksi lebih kepada garda terdepannya dalam mendapatkan berita.

Hal sederhana yang ia harapkan adalah perusahaan media memfasilitasi jurnalisnya untuk rapid test dan swab test setiap dua minggu sekali.

Kape merasa hal ini sangat penting untuk memastikan kondisi kesehatan sehingga tidak menularkan ke orang lain.

"Sementara harapan buat negara cari cara untuk orang patuh terhadap protokol kesehatan, bagaimana konsistensi pemerintah menegakkan aturan misalnya tidak menerapkan protokol kesehatan lu didenda," ucap Kape.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/13/12052791/cerita-jurnalis-foto-kerja-berdampingan-dengan-covid-19

Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke