Selain banyak warga yang masih belum mengenakan masker ketika di tempat umum, ada sejumlah warga yang tidak serius menggunakan masker.
Secara khusus, ia menyoroti perilaku orang-orang yang bepergian menggunakan masker, namun justru melepasnya ketika mengobrol.
"Pakai masker harus yang benar, dong. Memang ini hal kecil. Saya suka merasa, memang orang-orang keluar pakai masker. Tapi, aduh, saat ngobrol kenapa malah dibuka, sih?" ungkap Novarita ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (12/8/2020) malam.
"Justru malah seharusnya ditutup ya saat ngobrol itu, kan dropletnya (percikan liur) muncrat dari mulut," tambahnya.
Ketidakpatuhan ini Novarita yakini sebagai salah satu dari beberapa sebab melonjaknya kasus positif Covid-19 di Depok selama 2 pekan terakhir.
Setelah pelonggaran PSBB, orang-orang mulai berkerumun di tempat umum sehingga menyulitkan jaga jarak. Ditambah tidak benar memakai masker.
"Sekarang ini orang memang memakai masker. Tapi giliran ngobrol, buka deh. Sama saja bohong. Sekarang pakai maskernya malah di dagu, enggak ada yang di mulut," tukasnya.
Ia yakin, jika warga patuh menggunakan masker dengan benar, laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Depok setidaknya bisa melambat.
"Makanya, kalau di tempat umum jangan makan sambil ngobrol, ngumpet lah. Kalau kita di tempat umum terus lagi ramai mengobrol, sementara itu kita buka masker, kan risiko. Kita kan enggak tahu di antara segitu banyak orang ada saja salah satu yang OTG (orang tanpa gejala) kan," jelas Novarita.
Ungkapan Novarita sebetulnya relevan dengan keadaan di mana pun, sebab tak hanya di Depok perilaku ini jamak dijumpai.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono sempat menyampaikan hal senada ketika awal klaster perkantoran merebak di Jakarta.
"Kuncinya waspada. Jangan terlalu lama di kantor, jangan terlalu lama ngobrol di kantor. Pakai masker saat ngobrol. Ngobrol pun jarak jauh saja," tegas Pandu ketika dihubungi pada 28 Juli 2020 lalu.
"Orang itu seringkali begitu masuk kantor, bertemu dengan temannya, mereka melepas masker. Padahal tidak tahu kan mereka rumahnya di mana-mana saja," imbuhnya.
Pandu berujar, tak sedikit orang yang lengah ketika jam istirahat dan melepas maskernya.
Di meja makan kantin, misalnya, saat semua orang makan, tak ada yang mengenakan masker.
Namun, meski tanpa masker, rekan semeja yang jaraknya berdekatan justru saling berbincang.
"Kita bukannya suuzon (berburuk sangka). Kita juga tidak tahu kan kita sendiri terkena Covid-19 atau tidak. Makanya, menggunakan masker itu melindungi kamu dan melindungi aku," lanjutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/14/12573001/orang-orang-memang-pakai-masker-tapi-mengapa-saat-ngobrol-malah-dilepas
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan