Lusi mengatakan, kini adiknya menjadi pendiam dan kerap kali menangis. Padahal, biasanya selalu ceria.
“Iya masih trauma, dia tidak berani jauh-jauh (mainnya). Lalu belakangan ini jadi suka nangis,” ucap Lusi saat dihubungi, Rabu (19/8/2020).
Lusi mengatakan, adiknya sudah dibawa ke rumah bibinya di Depok untuk menghilangkan rasa trauma.
Ia mengatakan, kini pihak keluarga masih menunggu panggilan dari polisi untuk pemeriksaan kasus yang menimpa adiknya.
“Sementara masih menunggu kabar dari Polres Metro Bekasi, belum ada panggilan baik korban maupun pelapor,” kata Lusi.
Lusi berharap kasus tersebut segera diproses oleh polisi. Dengan demikian, bisa jadi pelajaran bagi terduga pelaku agar tidak mengulangi hal yang sama.
“Keluarga berharap pelaku segera ditangkap dan diproses supaya kejadian serupa tidak terulang kembali,” tutur dia.
Sebelumnya, AAF warga Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Utara mengalami kekerasan.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi dengan nomor laporan LP/1.885/K/VIII/2020/SPKT/Restro Bekasi Kota.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa AAF ditampar dan dipukul orangtua dan kakak temannya, I (40) dan K (23) akibat adanya kesalahpahaman.
Dua orang terduga pelaku ini adalah I, ayah dari F (teman AAF) dan K, kakak dari F.
Pemukulan itu terjadi saat korban sedang menonton pertandingan sepak bola pada Minggu (16/8/2020).
AAF kala itu nonton bola bersama F dan satu teman lain berinisial A. Saat sedang asyik nonton bola, sandal A disembunyikan oleh F.
Karena tidak suka dengan perbuatan usil F, AAF lantas membela A dan memarahi F.
F yang kala itu tak terima dimarahi malah melempar batu ke arah AAF.
Usai lempar batu, F mengadu ke orangtua (I) dan kakaknya (K). Karena aduan itu, I dan K menghampiri AAF di lapangan bola.
I yang emosi langsung memukul kepala bagian belakang AAF. Sementara K menampar AAF hingga lemas.
Bocah sepuluh tahun ini menangis dipukul dua orang dewasa.
“Kejadiannya di tempat ramai, dilihatin banyak orang. Malah tangannya AAF dipengangin sama ayahnya, lalu ditampar lagi sama kakak F,” kata Lusi.
Menurut Lusi, banyak orang yang melerai saat I dan K memukuli adiknya. Namun, I dan K mengabaikan warga dan tetap memukul AAF.
“Warga akhirnya menarik adik saya supaya I dan K selesai gitu mukulinnya. I dan K mah emang sering mukul anak-anak,” ucap dia.
Menanggapi pelaporan itu, Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Heri Purnomo mengatakan, pihaknya akan memanggil saksi-saksi yang berkaitan dengan kasus kekerasan anak ini.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/19/14091501/bocah-10-tahun-di-bekasi-yang-dipukul-dua-orang-dewasa-kini-jadi-pendiam