Dalam kurun tersebut, akan digelar debat terbuka antara pasangan calon kandidat, sebagaimana yang lazim digelar pada pemilu-pemilu sebelumnya.
Namun, sehubungan dengan pandemi Covid-19, KPU Kota Depok mengaku bakal membatasi jumlah partisipan di dalam penyelenggaraan debat publik tersebut.
"Debat tetap ada, tapi terbatas orang yang datang," ungkap Mahadi Rahman, komisioner KPU Kota Depok kepada Kompas.com, Jumat (21/8/2020).
Mahadi yang membidangi Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Pengembangan SDM ini berujar, debat publik antara pasangan calon kandidat akan berlangsung tanpa pendukung.
"Sekarang yang boleh datang hanya pasangan calon, tamu undangan, beserta LO (liaison officer) Jadi sangat sedikit," jelasnya.
"Dulu kan calon boleh bawa relawannya 50 atau 75, sekarang pendukung tidak boleh sama sekali," tambah Mahadi.
Kebijakan ini diharapkan dapat memangkas jumlah partisipan dalam debat publik calon wali kota dan wakil wali kota Depok 2021-2026.
Apabila biasanya debat publik dihadiri 200-300 orang di dalam ruangan, dengan larangan datang bagi para relawan dan pendukung, jumlah partisipan diprediksi menciut jadi hanya 50-60 orang.
"Paling sekarang 50-60 di studio, pokoknya terverifikasi lah," kata Mahadi.
"Yang boleh itu LO. Kalau ketua atau sekretaris partai pendukung, mungkin boleh. Sangat dibatasi," ia menambahkan.
Sebagai informasi, Pilkada Depok 9 Desember 2020 nanti kemungkinan hanya akan mempertandingkan dua kubu.
Satu adalah kubu PKS, petahana yang telah 15 tahun berkuasa di Depok dengan calon Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Idris yang notabene kalangan nonpartai rencananya akan berduet dengan salah satu kader PKS, Imam Budi Hartono.
Di pihak lawan, koalisi Gerindra dan PDI-P dengan calpn Pradi Supriatna-Afifah Alia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/21/14261601/pandemi-covid-19-debat-calon-di-pilkada-depok-berlangsung-tanpa-pendukung