Anak dari pasangan suami-istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) itu mengalami gangguan pernapasan.
Kondisi ini menggambarkan keadaan yang rumit dari bayi kembar siam menempel di dada dan perut tersebut.
Ika, sang ibu mengatakan, Rahman dan Rahim sebelumnya sudah bolak balik dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.
Pertama, pada Maret 2020 lalu, keduanya dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu.
Setelah sembuh dan jalani perawatan kembali di rumah, Rahman dan Rahim kembali dirawat pada April 2020.
“Lalu Rahman dan Rahim jalani perawatan April selama sebulan di RS Harapan Kita. Sempat dites swab juga, terus negatif hasilnya dan akhirnya dibawa pulang lagi ke rumah,” ujar Ika kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).
Ika mengatakan, usai pulang dari rumah sakit, anaknya kembali sehat. Keduanya terlihat sangat ceria.
Hanya sesekali demam biasa, namun beberapa saat diberi obat, bayi kembar siam itu pulih kembali.
“Dia emang suka demam, tetapi ketika dikasih obat ya udah pulih lagi gitu. Ketawa-ketawa kok, masih bisa main,” ucap dia.
Ika bercerita, beberapa hari belakangan ini, Rahman memang rewel.
Sementara, Rahim, yang mengidap penyakit dandy walker syndrome atau kelainan otak bawaan hanya diam menahan sakit.
“Sering rewel, gelisah gitu belakangan si Rahman. Kalau Rahim diam aja. Tetapi kalau si Rahman sakit otomatis Rahim juga sakit,” ujar Ika.
Ika mengatakan, puncak demam yang tak kunjung sembuh terjadi pada Rabu malam.
Akhirnya, Ika berinisiatif membawa anaknya ke RSUD, rumah sakit terdekat dari rumahnya. Sesampainya di rumah sakit, keduanya langsung diperiksa.
Setelah beberapa saat diperiksa dokter, Ika mendapat kabar mengejutkan. Anak kembar kesayangannya sudah tutup usia di umur 23 bulan.
Kecewa, hancur, dan tak percaya saat itu dirasakan oleh Ika. Ika sempat meminta dokter memeriksa kembali anaknya dengan benar.
Tangisnya pecah saat Rahman dan Rahim dipastikan meninggal.
Rencana operasi pemisahan
Padahal, rencananya September 2020, Rahman dan Rahim akan menjalani operasi pemisahan.
Ika mengaku sangat senang kala mendapat kabar jadwal operasi pemisahan. Ika berpikir penantian dia dan suaminya selama setahun akhirnya terwujud.
“Jadi awalnya dijanjikan Juli untuk operasi pemisahan. Lalu karena dokternya banyak yang nangani Covid-19, akhirnya diundur jadi September mendatang,” ucap dia.
Namun, takdir berkata lain, Rahman dan Rahim dipanggil Yang Kuasa.
“Saya sudah tidak tahu lagi mau berkata apa saat itu. Saya terus meminta dokter untuk memeriksa kembali anaknya. Ya enggak percaya, baru dibawa ke rumah sakit terus dikabarkan sudah meninggal dunia,” kata dia.
Mencoba ikhlas
Ika mengaku hingga kini belum mengetahui penyebab kedua anaknya meninggal.
Ketika di rumah sakit, ia hanya diminta untuk menandatangani surat tanda kematian tanpa diberi tahu penyebab bayi kembarnya itu meninggal.
“Sampai di rumah sakit terus kita dikasih tahu si kembar meninggal dunia. Lalu, diminta tanda tangani surat kematian,” ucap Ika.
Romi Darma Rachim, ayah dari bayi kembar siam itu telah ikhlas atas kepergian Rahman dan Rahim.
Meski berat, bapak empat anak ini tidak ingin sedih berlarut-larut karena masih ada dua anaknya yang harus dirawat.
Riva Al Fahri, anak pertama kini duduk di kelas IV SD dan Milan Azzahra, anak kedua masih di bangku TK.
“Ya tak perlu nangis berlarut-larut karena kan masih ada anak saya ini dua yang masih perlu diurus juga. Yang penting anak kembar siam udah dipanggil Allah udah masuk surga, Insya Allah,” tutur dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/21/17580131/rahman-dan-rahim-bayi-kembar-siam-di-bekasi-meninggal-jelang-operasi