Menurut Anies, penanganan Covid-19 bisa disebut terkendali jika jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 rendah dan tercatat penurunan kasus aktif.
"Meskipun angka kasus baru naik, bila jumlah kasus aktif menurun dan bila angka kematian rendah, artinya penanganan relatif terkendali," kata Anies saat memberi sambutan dalam webinar di Youtube SDGs Jakarta, Senin.
Anies memaparkan, angka kematian karena Covid-19 di Jakarta lebih rendah dibanding angka kematian nasional dan global dalam sepekan terakhir.
Angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir adalah 3 persen. Sementara itu, angka kematian nasional 4,3 persen dan secara global adalah 3,4 persen.
"Indonesia tanpa Jakarta, bila Jakarta dikeluarkan, maka case fatality rate 4,7 persen," ujar Anies.
Provinsi DKI Jakarta, kata Anies, dapat menekan angka kematian dan kasus aktif Covid-19 karena melakukan testing secara masif.
"Ini menggambarkan bahwa aktivitas testing masif yang kami lakukan membuat kami bisa testing kasus secara dini, sehingga mereka yang memiliki penyakit bawaan atau mereka yang mempunyai risiko fatal karena usia dan lain-lain, mereka bisa dilakukan isolasi dini atau dirawat," katanya.
Pada hari Minggu kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta bertambah 1.114 orang. Penambahan kasus itu merupakan angka tertinggi sejak munculnya kasus Covid-19 di Jakarta.
Total jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga kemarin tercatat 39.280 orang.
Dari total kasus Covid-19 di Jakarta itu, sebanyak 30.134 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 76,7 persen. Sebanyak 1.186 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3 persen, dan 7.960 orang masih dirawat atau isolasi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/31/11054621/kasus-covid-19-di-jakarta-melonjak-anies-klaim-penanganan-terkendali